Advertistment

 


MASJIDIL Aqsa merupakan masjid paling penting di dunia setelah Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Masjid Aqsa tercatat dalam Alquran sebagai masjid tempat Rasulullah Muhammad SAW naik ke langit untuk menerima perintah shalat dari Allah dalam peristiwa Isra Mi’raj. Masjid yang berdiri di Palestina, itu memang bukan masjid yang asli. Pasalnya, Masjid Aqsa yang asli telah rata dengan tanah akibat gempa bumi yang mengguncang Jazirah Arab pada pertengahan abad ke-6.
Pembangunan kembali Masjidil Aqsa dilakukan oleh Khalifah Al-Walid (705-715) dari dinasti Umayyah. Dan direstorasi oleh dinasti Abbasiyah pada pengujung abad yang sama. Dinasti Abbasiyah lantas melakukan perubahan pada arsitektur Masjid Aqsa. Misalnya, beberapa bagian pahatan kayu berbentuk bunga yang dulu digunakan sebagai dekorasi masjid, dihilangkan. Arsitektur Masjidil Aqsa selanjutnya bercirikan gaya bangunan atau arsitektur abad pertengahan.
Dalam pembangunan itu, peristiwa Isra Mi’raj yang merupakan perjalanan spiritual nabi selama semalam dari Masjid Haram-Masjid Aqsa lalu ke langit (Sidratul Muntaha) sangat mempengaruhi arsitektur masjid. Kini Masjid Aqsa sangat indah dan dua kali lebih luas dari ukuran semula. Bukan hanya untuk umat Islam, daerah sekitar Masjid Aqsa juga sangat penting bagi umat Yahudi dan Kristen.
Daerah ini beberapa kali mengalami pasang surut peradaban dan sedikitnya tiga agama [Yahudi, Kristen dan Islam] pernah menguasai kota itu dan mewarnainya dengan budaya masing-masing. Sejarah peradaban Palestina [Jerusalem] sejak awal penuh dengan peperangan. Kota itu direbut oleh Umar dari kekuasaan Kristen. Meskipun Islam telah menguasai Jerusalem, umat Nasrani aman tinggal di sana karena kehidupannya dijamin oleh pimpinan Islam yang berkuasa waktu itu.
Umat Nasrani juga diberikan kebebasan untuk memelihara tempat ibadahnya. Mereka juga diperbolehkan untuk menjalankan ritual dan tradisi keagamaannya. Sejak dikuasai oleh Islam, Jerusalem mengalami puncak peradabannya. Pada abad ke-7, kota itu menjadi kota ketiga terpenting bagi umat Islam setelah Mekkah dan Madinah. Kota itu juga telah menjadi sebuah tujuan bagi para peziarah. Temple Mounth atau Kuil Agung telah diidentifikasikan oleh Muslimin sebagai tempat Nabi Muhammad SAW naik ke langit dalam perjalanan Mi’raj untuk menghadap Allah SWT.
Dalam rentang abad pertama pemerintahan Islam di Jerusalem, yang berkuasa adalah dinasti Umayyah. Abdul Malik Ibnu Al Marwan, khalifah pertama dinasti itu, membangun Dome of The Rock yang diresmikan pada 691 M sebagai salah satu dari dua simbol Jerusalem dalam pandangan Muslimin. Simbol lain adalah Masjid Aqsa yang terletak pada tepi bagian selatan Kuil Agung. Di selatan Kuil Agung, dibangun oleh Bani Umayyah pusat-pusat pemerintahan yang saling berhubungan dan pemukiman penduduk yang diperluas mencakup sekeliling Dome.
Dalam waktu singkat, pemukiman yang terstruktur itu berkembang pesat. Dinasti Umayyah lantas digantikan dinasti Abasiyah yang telah memindahkan ibu kotanya dari sekitar Demaskus mendekati Baghdad. Kedudukan penting Jerusalem senagai pusat politik dan ekonomi pelan-pelan dihilangkan. Akibatnya, populasi penduduk makin menyusut begitu juga dengan luas Jerusalem. Peran penting Jerusalam selanjutnya hanya sebatas sebagai salah satu kota religius bagi para peziarah.
Tidak lebih dari itu. Dinasti yang berkuasa juga membolehkan orang Yahudi yang dulu terusir untuk kembali ke tanah leluhurnya di sekitar Jerusalem. Peluang itu tidak disia-siakan oeh Yahudi. Dalam waktu sekejap komunitas Yahudi jumlahnya berlipat, sementara komunitas lain pelan-pelan meninggalkan Jerusalem. Tak heran jika selanjutnya mereka memegang peranan penting dibanding komunitas lain di sana. Sebagai kota religius, Jerusalem merupakan kota suci bagi tiga agama samawi: Yahudi, Kristen, dan Islam.
Sumber: Republika
 
Top