OBSERVASI | SIGLI :
mengenai kasus ancaman brendel Lembaga
Pers Mahasiswa (LPM) Pijar, oleh Rektorat Kampus Universitas Jabal
Ghafur (Unigha) Sigli, karena penayangan film dokumenter tentang
Universitas tersebut yang berjudul ‘Jabal Ghafur Di Persimpangan Jalan’.
Pihak alumni Unigha Sigli,
menyayangkan sikap Rektorat yang tidak
mencerminkan seorang pendidik tersebut sehingga harus mengancam akan
membredel lembaga tersebut, (Kamis, 19/9/2013)
Hal itu disampaikan Faisal Muhammad
Yasin. ”Sangat ironis, jika seorang pendidik setingkat Karo
Kemahasiswaan universitas, mengeluarkan kata-kata ancaman kepada
mahasiswa seperti preman yang putus sekolah, ini ekspresi mahasiswa,
bentuk demonstrasi, jangan jadikan ini sebagai alat mencuci tangan
birokrasi,” ujarnya.
Faisal juga menabahkan, sikap seperti
itu sungguh bukan cermin seorang pendidik dan pimpinan
universitas. ”Harusnya Rektor bisa lebih jeli dalam memilih bawahannya,
sehingga tidak ada kesan jelek seperti adanya pendidik yang main ancam,
harus pada tingkatannya, bukan preman yang hanya bisa mengancam tanpa
adanya kebijaksanaan,” ungkapnya.
Selain itu, seharusnya pihak yayasan dan
kampus Unigha Sigli berterima kasih dengan adanya kreativitas setingkat
Pijar yang bisa membuat film dan kenyataan kampus sedimikian rupa,
sehingga kampus dengan adanya kritikan seperti itu bisa termotivasi
untuk membangun kearah yang lebih baik, bukan seperti anak tak
berpendidikan ataupun preman pasar, berani main ancam dengan kekuasaan,
pungkas Alumni Unigha Fakultas Administrasi Negara (FIA) itu.
“Tidak sepantasnya seorang pendidik
seperti itu. Inikan ekspresi mahasiswa jangan jadikan ini sebagai
tindakan mencuci tangan dan saran kepada kawan LPM Pijar untuk tidak
menghapus, biar mmasyarakat tahu seperti apa wajah Unigha sebenarnya.