OBSERVASI | JAKARTA:
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mengakui saat ini kondisi kelistrikan di Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) khususnya Medan dan sebagian Aceh sedang defisit. Di mana jumlah pasokan lebih rendah dibanding permintaan.
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mengakui saat ini kondisi kelistrikan di Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) khususnya Medan dan sebagian Aceh sedang defisit. Di mana jumlah pasokan lebih rendah dibanding permintaan.
Direktur Utama PLN,
Nur Pamudji mengatakan, akibat kondisi tersebut diperlukan pengurangan
beban atau pemadaman bergilir sejak beberapa waktu lalu. Dua hari
terakhir ini kondisinya paling buruk.
“PLN tidak tinggal diam menghadapi kondisi ini dan berupaya semaksimal mungkin untuk meminimalisir pemadaman. Mulai besok PLN
akan mengurangi frekueksi padam di sisi pelanggan. Diupayakan setiap
pelanggan hanya akan mengalami pemadaman tiga jam per hari,” kata Nur
dalam rilisnya di Jakarta, Jumat (20/9/2013).
Dia menjanjikan, mulai pekan depan kondisi pasokan akan semakin baik karena mulai mendapatkan tambahan pasokan listrik. Nur juga menyatakan PLN memohon maaf atas terjadinya pemadaman yang menimbulkan ketidaknyamanan ini.
“Ini adalah kondisi force majeur karena
adanya pemeliharaan pembangkit untuk mengamankan kondisi pembangkit
yang sudah lama tidak dilakukan pemeliharaan. Lebih baik pembangkit itu
dipadamkan untuk dipelihara selama 65 hari dan nanti dihidupkan
kembali,” jelasnya.
Pihaknya menyatakan, upaya ini adalah
jalan terbaik yang bisa ditempuh untuk mengamankan kondisi pembangkit
dari kerusakan yang lebih parah. Dua pembangkit yang dilakukan
pemeliharaan tersebut adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuhan Angin dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Belawan.
“Dua pekan lalu kedua pembangkit yang
sudah waktunya dipelihara tersebut dibuka dan didapati kondisi yang
tidak bisa dipertahankan lagi. Harus dilakukan pemeliharaan. Spare part
sudah siap dan waktu pemeliharaan selama 65 hari,” pungkas Nur.