Advertistment

 

Kondisi fisik Tiga dari delapan ruangan belajar Sekolah Dasar  Negeri (SDN) Lam Isek, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar kini cukup memprihatinkan. Selain atap sekolah yang telah bocor, juga plafon rungan belajar telah rontok. Sehingga ketika hujan turun proses belajar mengajar , jadi terganggu (Photo/Darwin Kamaruddin)
OBSERVASI |ACEH BESAR :
Kondisi bangunan Sokolah Dasar Negeri (SDN) Lam Isek, Kecamatan Peukan Bada Aceh Besar,  sangat memprihatikan. Desain gedungnya permanen,dan lantai-lantainya di balut dengan keramik. Walaupun kondisi cat gedung SDN tersebut kian usang, tapi bangunannya masih berdiri kokoh hingga kini.
 
Saat Wartawan datang ke sekolah tersebut kondisinya sangat prihatin, Sabtu, (31/8). Gedung Sekolah Dasar Negeri   Lam Isek  di Kecamatan Peukan Bada,  yang dibangun setelah Tsunami 2004, dan kini merana, kusam sangat memprihatinkan dengan  kondisi  gedung sudah retak dan atap bocor.

Atap dua gedung sekolah yang terdiri atas 7 ruang kelas dan satu ruang guru itu bocor pada beberapa bagian, kosen-kosennya keropos,pintu dan jendelanya kropos dan lantainya basah saat hujan.

Sebelum Musibah tsunami 2004 melanda Banda Aceh dan Aceh Besar, siswa yang bersekolah di sini lumayan banyak, sekitar 200 sampai 250 murid dari kelas 1 sampai kelas 6, dan sekarang di tahun 20013 jumlah 98 murid, ujar Trisnawati SPd, selaku Kepala Sekolah SDN Lam Isek saat dijumpai di ruangannya.
 
Trisnawati,mengatakan, ruang belajar di sekolah ini ada 6 lokal, dengan jumlah guru sekitar 12 orang termasuk 6 guru honore. Untuk aktivitas belajar mengajar, alhamdulillah tidak ada kendala karena guru-guru di sini tetap masuk mengajar untuk menjalankan aktivitas seperti biasanya, katanya.
 
Dari segi kondisi fisik bangunan sekolah memang lumayan nampak kelihatan bagus, tapi ada beberapa yang sudah mulai rusak seperti pintu, jendela, atap gedung dan toilet. Menurut Trisnawati, siswa harus menyambangi ke meunasah jika hendak membuang hajat karena toilet di sekolahnya rusak.
 
Saya berharap pemerintah mau peduli dengan kondisi sekolah ini. Trisnawati sangat berharap bisa mendapatkan bantuan dari dinas terkait, dalam bentuk bantuan pendidikan seperti beasiswa anak yatim dan beasiswa miskin. Dari segi kualitas guru sudah memadai, tapi diperlukan bantuan pasilitas sekolah seperti Komputer diruang sekolah dan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru, ujarnya.

Liputan : Darwin kamaruddin
 
Top