NEWS OBSERVASI: Presiden Joko "Jokowi" Widodo menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi meski harga minyak dunia saat ini sedang turun. Dengan kondisi itu, seharusnya pemerintah bisa lebih memperbesar ruang fiskal untuk digunakan pada sektor lain. Namun, apa alasan pemerintahan Jokowi bersikeras tetap menaikkan harga BBM saat ini?
"Kami melihat itu dari hari ke hari, melihatnya harus dalam setahun dalam sebulan, bagaimana perkembangannya karena harga minyak ini kami lihat pasti akan rendah terus, pasti akan naik meskipun sedikit," kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/11/2014).
Bambang menilai naik atau tidaknya harga minyak dunia tetap akan menciptakan subsidi BBM. Padahal, harga minyak dunia juga terus berfluktuluasi. Bambang memperkirakan turunnya harga minyak dunia hanya akan berlangsung 2-3 bulan.
Dengan kondisi itu, pemerintah pun tetap pada keputusannya untuk menaikkan harga BBM bersubsidi untuk mengalihkan subsidi ke sektor produktif seperti infrastruktur dan kedaulatan pangan. Pemerintah menyebut akan ada lebih dari Rp 100 triliun dana subsidi BBM yang dialihkan untuk sektor produktif itu.
Seperti diketahui, pemerintah memastikan kenaikan dua BBM bersubsidi yakni premium dari Rp 6.500 per liter menjadi Rp 8.500 per liter dan solar Rp 5.500 per liter menjadi Rp 7.500 per liter. (Kompas)