Advertistment

 

Ody Yunanda
Oleh: Ody Yunanda
Negara adalah suatu Daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi di mana terdapat pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan keamanan, dan lain sebagainya. Di dalam suatu Negara minimal terdapat unsur-unsur negara seperti rakyat, wilayah, pemerintah yang berdaulat serta pengakuan dari Negara lain.

Indonesia adalah sebuah Negara kepulauan yang berbentuk Republik yang telah diakui oleh dunia Internasional dengan memiliki ratusan juta rakyat, wilayah darat, laut dan udara yang luas serta terdapat organisasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang berkuasa.

Negara merupakan suatu organisasi dari rakyat untuk mencapai tujuan bersama dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi oleh warga negara tersebut. Indonesia memiliki Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi cita-cita bangsa secara bersama-sama.

Se era zaman semakin canggih dan berkembang, Indonesia sedang berhadapan dengan perang pemikiran agama, budaya, politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Dalam perjalanan Kebangsaan Republik Indonesia, Indonesia tak pernah luput dari persoalan-persoalan interen dan eksteren, modus persoalan kebanyakan tak usai atau tuntas hingga suatu kesimpulan yang dapat membanggakan. 

Perang semakin bergebu-gebu tak ada hentinya, terminal dan landasan bukan lagi acuan jempol yang pantas dapat diberikan kepada sang tokoh era kepemimpinan Bangsa. Perang penjajahan pemikiran menjadi suatu alat perlawanan alat  sebagian Rakyat jelata dan tokoh-tokoh masyarakat, perlawanan penjajahan modus utama dikarnakan pihak elit Negara tidak menjadi elit masyarakat yang pantas.

Kepantasan dan penghargaan bagi sang elit membawa kenafikan besar bagi masyarakat Indonesia, sang elit Negara dengan gaya kepemimpinannya banyak melahirkan kontroversi untuk menajdi wadah atau naugan masyarakat. Sang elit Negara tidak dapat membawa perubahan (Egent Of Change) yang lebih baik dalam mengatasi persoalan Publik, letak pemikiran pejabat Negara kebanyakan hanya pada ekonomi pribadinya, habis manis sepah di buang, janji manis bukan lagi hal langka, apa mau dikata yang sudah terludah tidak mungkin dapat kembali lagi seperti semula, Negara sudah terpuruk perang penjajahan pemikiran  apatah mau dikata? 

Alat berat perang adalah perang pemikiran penjahahan yang dapat menimbulkan musuh dan dimusuhi.  Agama, Budaya, Politik, Ekonomi, dan lain sebagainya, telah menjadi unsur huru hara sosial Bangsa. Unsur ini bukan menjadi beban tanggungan seluruh penduduk Indonesia yang luas dan Negara yang besar, besar persoalan harus dikembalikan kepada sang pemipin penjalan roda kepemrintahan.

Penjajahan perang pemikiran mestinya sudah usai, kesudahan ini harus diakhiri oleh sesuatu Bangsa, sebuah Negara mestinya menjadi alat power  membebaskan diri dari penjajahan pemikiran, perubahan dapat diraih dengan berawalnya pendidikan pola pikir yang harus tertanam kuat dalam benak jati diri Anak Bangsa yang bebas dari didikan korupsi, pungli, penjajahan pemikiran dan sebagainya.  

Penulis : Ody Yunanda

Bidang Penelitian dan Pengembangan LPTQ Cempeudak – Kutamakmur, Aceh Utara
 
Top