Advertistment

 

Muntasir hamid, Ketua DPD II Golkar Banda Aceh
OBSERVASI | BANDA ACEH :
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) malam nanti, Kamis (19/09/2013) akan dianugerahkan gelar Doctor Honoris Causa (HC) dari Rektor Unsyiah Prof. Samsul Rizal. Sayangnya, Ketua DPD II Golkar Banda Aceh, Muntasir Hamid menilai gelar tersebut tidak layak diterima SBY.
“Masyarakat luas juga harus tahu dimana pemberlakuan Darurat Militer di Aceh masa itu, justru SBY terlibat di dalamnya,” tandasnya kepada News Observasi , Kamis (19/9/2013).
Pada dasarnya, pemberian gelar Honoris Causa dapat diberikan kepada siapapun yang memiliki track record yang jelas mengenai alasan pemberiannya. Namun gelar Honoris Causa di sector perdamaian yang akan diberikan kepada SBY belumlah pantas. SBY sebut Muntasir merupakan salah satu actor di balik darurat militer di Aceh.
“Saat itu SBY sendiri juga yang mengusulkan kepada Presiden Megawati untuk menyelesaikan persoalan Aceh dengan bahasanya penyelesaian dengan cara-cara domestik. Artinya pemberlakuan operasi militer sebagai langkah untuk menyelesaikan masalah Aceh pada waktu itu,” tandasnya.
“Seharusnya Unsyiah jangan terburu-buru untuk memberikan gelar ini kepada SBY,” sambungnya lagi.
Sementara itu di lain tempat, Mantan Aktifis Kontras Aceh yang saat ini menjadi politisi Partai Nasional Aceh (PNA), Asiah Uzia juga melontarkan pernyataan senada. Asiah justru menyorot kontribusi SBY pasca damai yang cenderung sangat minim.
“Belum pantas, kecuali SBY berani mengimplementasikan seluruh isi MoU Helsiniki,” ujar perempuan yang dikenal vocal ini.
Belum lagi polemik Qanun Lambang dan Bendera Aceh yang belum menemukan titik temu. “RPP bagi hasil migas yang menyangkut kesejahteraan rakyat Aceh  juga masih simpang siur di istana. Yang cocok mendapatkan gelar itu adalah Jusuf Kalla,” ucapnya.
Liputan: Darwin
 
Top