Lhokseumawe, NEWS OBSERVASI - Buku paket pelajaran sejarah kelas 2 SMA, berjudul “Pelajaran Sejarah” mengalami kesalahan fatal dalam penulisan lokasi situs Sejarah Kerajaan Samudera Pasai. Rabu, 5 Februari 2014.
Kesalahan didalam buku yang diterbitkan oleh CV. Aryaduta terdapat pada halaman 61, yang tertulis Kerajaan Samudera Pasai terletak di Sumatera Utara, bukan di Geudong, Kabupaten Aceh Utara.
Salah seorang guru Sejarah SMA N 1 Lhokseumawe, Zulfikar mengatakan. Setelah saya mengetahui kesalahan fatal yang dibuku tersebut, kemudian saya langsung membawa murid-murid ke Makan Sultan Malikussaleh.
“Saya ingin membuktikan kepada mereka, bahwa makan itu ada di Aceh Utara,” ujar Zulfikar.
Lebih lanjut, Zulfikar menyebutkan, ini merupakan kesalahan yang sangat fatal. Karena ini merupakan bagian dari mengaburkan sejarah Aceh, seharusnya sebuah buku sejarah harus ditulis sesuai dengan fakta.
Buku ini diterbitkan sejak tahun 2008 dan beredarnya diseluruh Indonesia, maka sudah selama itu terjadinya pembohongan terhadap lokasi situs kerajaan Malikussaleh.
“Saya sedih sekali ketika membaca buku itu,” tutur Zulfikar.
Kepala Dins Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Lhokseumawe, Rusli mengatakan. Kita akan segera mengirimkan surat protes kepada penerbitan buku dan meminta kejelasan terkait kesalahan penulisan tersebut.
Ketika ditanyai apakan ada pengawasan dari pihak Dinas sebelum buku beredar? Maka Rusli mengatakan tim tersebut tidak ada, karena yang melakukan pengawasan tersebut adalah tim dari pusat.
“Nanti buku tersebut akan diklarifikasi kembali,” ujar Rusli.
Kerajaan Samudra Pasai, sangat erat kaitannya dengan Islamisasi Nusantara, khususnya di Sumatra. Karakteristik agama Islam yang fleksibel dan dapat merakyat dikalangan masyarakat Indonesia menjadi salah satu faktor pendukung masuknya Islam di Nusantara.
Bahkan sampai sekarang Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Islamisasi itu sendiri berawal kira-kira dari abad ke-7 sampai sekarang.
Berita awal abad ke-16 M dari Tome pires dalam suma oriental (1512-1515) mengatakan bahwa di Sumatra, telah banyak kerajaan islam baik yang besar maupun yang kecil. (Soejono,R.P&Leirissa,R.Z,2008:21). Tetapi munculnya kerajaan Samudra Pasai itu sendiri pada abad ke-13, antara tahun 1270-1275.
Samudra pasai sendiri didirikan oleh Sultan Malik as-Saleh. Sulatan Malik as-Saleh sendiri mendirikan kerajaan Samudra Pasai pada abad ke-13, dan menjadi raja pertama kerajaan Samudra Pasai, dan wafat pada tahun 696 H atau 1297 M, pada pemerintahannya masih belum terlihat tanda-tanda kejayaan yang signifikan, namun pada pemerintahannya setidaknya kerajaan Samudra pasai merupakan kerajaan yang besar dari wilayah Aceh sendiri.
letak kerajaan Samudra Pasai kurang lebih 15 Km disebelah timur Lhoukseumawe, Provinsi Aceh. Diapit oleh sungai besar yaitu sungai Peusungan dan sungai Jambo Aye, jelasnya Kerajaan Samudra Pasai adalah daerah aliran sungai yang hulunya berasal jauh ke pedalaman daratan tinggi Gayo Kab. Aceh Tengah. Letaknya yang sangat strategis membuat Samudra pasai menjadi kerajaan yang besar dan berkembang pesat pada zaman itu. (Acehbaru)