Advertistment

 

NEWS OBSERVASI: Mahasiswa Surabaya menolak rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo. Saat menggelar aksi, Senin (17/11/2014) sore, mereka menyebut Jokowi dengan "Salam Gigit Jari", pelesetan dari "Salam Tiga Jari" yang kerap didengung-dengungkan saat berkampanye. 
"Salam Tiga Jari ternyata hanya menyengsarakan rakyat, lebih pantasnya kita beri 'Salam Gigit Jari' kepada Jokowi," kata salah satu koordinator aksi dari Left Democration Force (LDF), Ilham Arju, di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya. 
Simbol "Gigit Jari", lanjutnya, adalah simbol bahwa masyarakat akan terpukul secara ekonomi jika Jokowi tetap akan mencabut subsidi BBM. 
"Indonesia adalah negara yang kaya, tapi rakyatnya sengsara karena pemerintah tidak sayang dengan rakyat kecil," ungkapnya.
Aksi tersebut dilakukan oleh gabungan elemen mahasiswa se-Surabaya, selain LDF, massa mahasiswa juga berasal dari kelompok PMII, HMI, LMND, FMN, dan IMM. Aksi mereka mendapat kawalan ketat polisi karena memakan hampir separuh badan Jalan Gubernur Suryo sehingga memacetkan arus lalu lintas. 
Seperti diberitakan, pemerintah akan menaikkan harga BBM sebagai konsekuensi pencabutan subsidi BBM. Jumlah kenaikan nanti akan dikalkulasi berdasarkan harga minyak dunia yang turun menjadi sekitar 80 dollar AS dan melemahnya rupiah. Tujuan pemerintah menaikkan harga BBM adalah mengalihkan subsidi ke konsumtif menjadi produktif, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.(Serambi)
 
Top