Ideologi
Seorang Mahasiswa
oleh Mahfud Sofyan
Menjadi
seorang mahasiswa merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Tidak semua orang bisa
merasakan bangku perguruan tinggi. Bukan mereka tidak ada keinginan untuk
melanjutkan pendidikan, melainkan keterpautan yang membuat mereka harus
menguburkan impian dan harapan. Faktornya sederhana, kemiskinan. Itulah mimpi
buruk yang selalu melanda bangsa yang kita cintai ini. Sekian banyak tunas
bangsa yang gugur karena finansial ekonomi yang kurang mampu. Masa dimana
seharusnya mereka menempuh pendidikan
harus dibayar dengn kerasnya kehidupan.
Kita yang sekarang berprofesi
sebagai seorang mahasiswa harus bersyukur kepada Allah SWT, karena ini adalah
sebuah amanah yang harus kita jalankan dengan sebaik-baiknya. Sebagai seorang
mahasiswa kita harus memahami inti dari mahasiswa itu sendiri. Menjadi
mahasiswa bukan hanya untuk mencari popularitas, mendapatkan gelar sarjana,
atau untuk memudahkan
kita
memperoleh pekerjaan. Masih banyak hal dan kewajiban yang harus kita lakukan.
Mahasiswa yang sukses bukan hanya dilihat dari nilai yang dia peroleh. Tapi,
mahasiswa yang sukses adalah mahasiswa yang mampu menjadi panutan dalam
kehidupan, bisa memberikan contoh dan bisa dijadikan contoh. Serta mempunyai
dedikasi tinggi untuk membangun persatuan dan kesatuan, bisa dijadikan
inspirasi oleh orang lain.
Di samping
itu, seorang mahasiswa dianggap sukses apabila mampu mengkombinasikan antara
kecerdasan intelektual, emosional, serta didukung oleh spiritual yang kuat.
Karena apabila ketiga aspek tersebut tidak terkombinasi dengan baik, maka
seorang mahasiswa belum dikategorikan kedalam mahasiswa yang sukses. Misalnya,
seorang mahasiswa yang mempunyai kecerdasan intelektual yang luar biasa, tidak
ada yang meragukan kecerdasan mahasiswa tersebut. IPK yang diperoleh 4,0, dan dia selalu
menjuarai berbagai kompetisi. Tapi, disisi lain mahasiswa tersebut cacat akan
kecerdasan intelektual, mahasiswa tersebut tidak tahu akan sumber-sumber hukum
Islam (Al-qur’an dan
Al-hadist). Tidak bisa membedakan mana yang dilarang dan
diperintahkan
dalam islam karena tumpulnya kecerdasan spiritual. Jika suatu sa’at mahasiswa tersebut menjadi
seorang pemimpin, maka mahasiswa tersebut akan menggunakan kecerdasan intelektual untuk memimpin tanpa didukung oleh
spiritual yang tinggi,
sehingga
dia cuma memikirkan bagaimana caranya mencari keberhasilan dunia untuk dirinya
sendiri, tanpa memikirkan kehidupan akhirat nantinya. Semua cara akan
dihalalkan untuk memperoleh keberhasilan dunia, misalnya KKN (Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme). Tanpa memikirkan begitu banyak orang yang terzholimi karena
perbuatan yang tidak bermoral
tersebut. Begitu banyak mahasiswa yang
sukses, tapi sebagian
sukses untuk dirinya sendiri. Belum tentu sukses untuk orang lain. Mengambil
gelar sarjana, magister, bahkan doktor di universitas terbaik dunia.
Sangat
disayangkan, orang-orang yang mempunyai ilmu pengetahuan yang menghancurkan
bangsa ini, berapa banyak koruptor yang lahir dari mahasiswa. Perbuatan mereka
bukan hanya merugikan satu-dua orang, tapi seluruh rakyat Indonesia ikut terzholimi. Mereka
bersenang-senang di atas penderitaan orang lain, menikmati yang seharusnya menjadi hak orang lain.
Apa
itu yang dikatakan orang
berpendidikan?
Coba
kita bayangkan!
Sa’at
kita kuliah dosen selalu membimbing dan mengarahkan kita untuk menjadi orang
yang baik, menasehati kita untuk selalu menghargai orang lain, dan jika suatu
sa’at kita berhasil harapan beliau kita bisa menjadi orang yang berguna untuk
orang lain, yang sukses dunia akhirat. Tri Darma perguruan tinggi yang menjadi pedoman mahasiswa untuk menjadi orang yang sukses. Semua itu kita dapatkan pada sa’at
kita menjadi mahasiswa. Tapi,
setelah berhasil lupa akan segalanya. Seburuk-buruknya
manusia adalah manusia yang lupa akan asal-usulnya, ibarat kacang lupa akan
kulitnya. Padahal kulitlah yang membuat kacang itu ada.
Mulai
sekarang kita sebagai mahasiswa harus membuat perubahan, tumbuhkan prinsip
untuk membangun kehidupan yang adil, makmur, dan kaya akan moral. Karena
mahasiswa merupakan harapan masyarakat. Dimata masyarakat mahasiswa ibarat
sebuah lampu penerang yang nantinya akan memberi perubahan dalam kehidupan
mereka. Jadi, jangan kita hancurkan impian dan harapan yang mereka amanahkan
lewat mahasiswa. Karena dari mahasiswa
nantinya akan lahir kader-kader bangsa, ilmuwan-ilmuwan, dan tokoh masyrakat
yang semua itu akan jadi pemimpin untuk memimpin bangsa yang kita cintai ini.
Boleh
saja setiap mahasiswa mempunyai ideologi yang berbeda. Dari perbedaan itulah
nantinya akan menciptakan suatu perubahan yang luar biasa. Tapi, ideologi tersebut harus
mencangkup ketiga aspek yang tadi, serta sesuai dengan hukum islam. Misalnya,
menjadi seorang dokter, dokter yang beriman. Menjadi seorang hakim, hakim yang
beriman. Jika konsep tersebut sudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
insya Allah rakyat akan merasakan indahnya kehidupan yang adil, makmur, dan
kaya akan moral.