Mahasiswa dituntut harus mampu menjaga peradaban Aceh dan memperjuangkan cita- cita para endatu sehingga terciptanya tatanan Aceh yang lebih baik di masa akan datang dengan melahirkan generasi yang berkualitas dan mumpuni di segala bidang. Mahasiswa tidak hanya menjadi kutu buku semata, namun harus pula memiliki daya kritis sosial di tengah- tengah masyarakat.
Demikian dikatakan Iskandar Usman
Al-Farlaky SHI, tokoh muda yang juga Ketua KNPI Aceh Timur saat menjadi
pemateri pada Orientasi Perkenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK)
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa, Jumat
(23/8/2013) di Kampus Cot Kala Beurandeh, Langsa.
Di hadapan 1.500 lebih mahasiswa,
Iskandar yang tampil bak orator itu menekankan betapa pentingnya
mahasiswa kembali ke khittah pergerakan yang independen dengan melihat
kepentingan umum yang lebih besar.
“Jangan terjerembab dengan teknologi dan
budaya barat yang membuat kita semakin terpaku dan lalai di café-cafe.
Bersemangat dan berpikirlah untuk membangun Aceh ini lebih baik,
lanjutkan cita- cita reformasi dan isi perdamaian ini dengan melakukan
hal-hal positif. Masih sangat dibutuhkan saran dan pemikiran kaum
intelektual untuk membangun bangsa ini yang lebih maju dan kompak
kedepan,” teriaknya yang disambut tepuk tangan calon mahasiswa/i.
Mantan Sekjend BEMA IAIN Ar-Raniry juga
berpesan agar mahasiswa memposisikan diri ditengah masyarakat sebagai
penyambung aspirasi dan duta masyarakat, jangan malah membuat tindakan
negatif yang tidak bermanfaat.
“Perjuangan untuk mewujudkan masyarakat
yang sejahtera masih sangat panjang. Tongkat estafet kini ada di tangan
cendikiawan muda seperti mahasiswa. Harus berani merombak kultur yang
tidak baik dan bertindak revolusioner di tengah-tengah masyarakat,”
ungkap Iskandar.
Sumber: Atjehlink