Advertistment

 

 OBSERVASI | BANDA ACEH:
Ketua Dewan Pers, Prof Bagir Manan kaget dengan kondisi media di Aceh. Hal ini terungkap saat berdiskusi dengan pimpinan media cetak dan elektronik di Grand Nanggroe Hotel, Banda Aceh , Kamis (26/9) siang tadi. 

Bagir Manan mengatakan pihaknya ikut memantau pemberitaan di Aceh namun banyak hal yang belum diketahui oleh Dewan Pers. “Saya prihatin dengan kondisi pekerja media dan perusahaan media di Aceh. Setelah tadi kita berdiskusi, apa yang disampaikan kawan-kawan menjadi perhatian serius kami, dan di dewan pers juga ada putra Aceh, Nezar Patria yang tentu lebih memahami kondisi di Aceh,” ujarnya.

Diskusi antara dewan pers dengan media berlangsung sangat seru, silih berganti pimpinan media memaparkan apa yang mereka alami di Aceh. Tidak hanya pimpinan media, sejumlah jurnalis pun ikut dalam diskusi tersebut.

Ketua IJTI Aceh, Didik Ardiansyah mengatakan jurnalis di Aceh sangat sulit mewawancarai gubernur dan wakil gubernur Aceh karena orang-orang disekitarnya. Hal ini dibenarkan redaktur pelaksana Serambi Indonesia, Yarmen Dinamika yang menyampaikan keluhan serupa.

Sementara itu, ketua PWA Banda Aceh, Dian Rahmat Syahputra menyinggung adanya jurnalis yang menjadi calon anggota dewan, apakah caleg tersebut masih boleh menulis. Prof Bagir Manan menjelaskan, tidak ada aturan bagi caleg untuk tidak menulis, namun secara etika dikhawatirkan indepensinya. Ia mencontohkan Dahlan Iskan masih aktif menulis hingga saat ini meskipun sebagai menteri BUMN.

Pimpinan Radio Three FM Banda Aceh, Wira Dharma menanyakan aturan media online bagi radio, dewan pers menjawab sah-sah saja, radio memiliki media online, namun harus diperhatikan akurasi berita, karena ada UU ITE yang bisa menjerat aktivitas di dunia maya. Hingga saat ini belum ada aturan resmi, namun dewan pers sudah mengeluarkan pedoman penulisan media siber enam bulan lalu.

Diskusi tersebut juga menyinggung aksi kekerasan terhadap jurnalis dan media, seperti yang menimpa Mingguan Modus beberapa waktu lalu, namun dewan pers mengaku tidak mendapat pengaduan dari pihak Modus.

Diskusi sempat memanas, ketika ketua AJI Banda Aceh, Maimun Saleh bertanya masalah prosedur penggaduan kepada dewan pers, entah karena pertanyaannya kurang jelas ditanggapi, Maimun sempat sedikit emosi dan menyindir bahwa anggota dewan pers tersebut tidak pernah meliput di Aceh jadi tidak tahu kondisi pers di Aceh.

“Sudahlah, saya tidak lanjutkan lagi pertanyaan saya,” ujar Maimun.

Hal ini tentu saja membuat Bagir Manan sedikit emosi dengan sindiran tersebut, namun pimpinan Three FM , Wira Dharma langsung memberikan penjelasan kepada dewan pers tujuan dari pertanyaan ketua AJI Banda Aceh itu, sehingga kondisi menjadi lebih tenang.

Ketua AJI Banda Aceh, Maimun Saleh terlihat meninggalkan forum diskusi sebelum ditutup secara resmi, entah karena ada keperluan lain atau kecewa dengan forum tersebut.

Ketua dewan pers Bagir Manan mengatakan akan mencoba melakukan lobi melalui Jusuf Kalla untuk memberikan pemahaman tentang fungsi dan tugas pers kepada pimpinan daerah Aceh.
 
(Waspada)
Photo: google
 
Top