Advertistment

 

Putri Nurlaili
Oleh: Putri Nurlaili
Assalamulaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Ta’zim penghormatan saya kepada bapak yang berada di gedung mewah Jl. T. Nyak Arief No.219, Banda Aceh,  Semoga Allah selalu memberikan kesehatan kepada bapak untuk memimpin Bumi Serambi Mekkah ini sampai pada masa akhir jabatan.

Kami juga sangat berharap, semoga bapak diberikan kemudahan untuk sedetik saja merasakan posisi kami, Rakyat mu, Rakyat yang masih berpayung di bawah kepemimpinan mu dan masih ber KK Aceh.

Salah sejahtera pula kepada bawahan bapak yang duduk di atas kursi SKPA yang empuk dan juga kepada seluruh Rakyat yang bernaung di bawah bapak.

Saya hanyalah seorang pemuda yang lahir di rumah berdinding papan, dibesarkan di lingkungan Desa wilayah timur Aceh utara dan Tumbuh bersama Rakyat jeulata di Provinsi yang katanya subur dan Kaya dangan Sumber daya alam. Provinsi yang pernah di sambar Peluru NKRI dan hantaman ombak Tsunami yang ganas.

Dengan segala kerendahan harga diri saya, Saya mohon maaf kepada bapak, karena melalui jasa media lah saya bisa menyampaikan keluh kesah yang selama ini saya rasakan karena dari Status yang jauh berbeda saya tidak mungkin berjumpa dengan bapak.

Disini, saya ingin mengutarakan beberapa harapan yang sopan dan elegan tanpa memojokkan pihak bapak dan bukan juga untuk menghakimi karena jika saya mengkritik, itu bukan karena marah dan jika saya memuji bukan lantaran terpesona.

Bapak Gubennur yang Arif dan bijaksana, Fenomena Aceh sekarang hanyalah pada persoalan Qanun dan Bendera saja sedangkan penderitaan rakyat tidak semahal dengan harga Bulan Bintang Di atas kain merah dan berles hitam putih itu. Hal itu merupakan suatu yang lazim mengingat perjuangan panjang yang berdarah. tetapi pak, Rakyat juga butuh perhatian dari bapak layaknya seorang anak membutuhkan perhatian ayahnya.

Rakyat kelaparan, berteduh di bawah kolom jembatan, generasi tanpa pendidikan, apakah itu tidak lebih penting dan apakah hal itu tidak di bahas dalam MOU Helsinki tahun 2005 silam ?

Penderitaan Rakyat, Salah siapakah ?.  Apakah salah  bapak yang sibuk membicarakan bahasa sakti tentang ekonomi makro dan menjadikan rakyat sebagai pelacur intekletual dengan jargon – jargon kebenaran ilmiah yang akhirnya tidak ada tindakan apapun, atau pun salah kami yang tidak bisa memilah dan memilih untuk tidak dilahirkan sebagai rakyat.

Bapak Gubennur yang terhormat, kami ini butuh dikasihani, kami tidak butuh harapan – harapan palsu. Kami hanya butuh sedikit perhatian dan kasih sayang. Bantulah kami untuk membuat pilihan – pilihan baru dalam hidup kami, agar kami dapat merubah hidup.

Kami juga anak bangsa ini, kami juga anak Aceh pak, walau kami tidak seberuntung dengan bapak. Kenapa kepentingan Politik hari ini membebankan rakyat pak ? 

Inilah permohonan dan pertanyaan kami pak, Semoga ini menjadi masukan dan perhatian dari Bapak. Terakhir saya berharap Bapak tetap kuat dan bijaksana dalam memimpin Aceh dan mengantarkan Aceh ke gerbang kemajuan. Wassalam

Penulis : Mahasiswi KPI Stain Malikussaleh, Lhokseumawe 
 
Top