OBSERVASI | ACEH UTARA:
“Tidak ada BOS di Sekolah kami” begitu kata siswa pedalaman Aceh
Utara. Siswa yang lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1
Nisam, Aceh Utara, ini dikutip dana 25ribu untuk biaya pengambilan
ijazah, dan ratusan siswa naik kelas 2 dan 3 wajib membayar biaya
registrasi (daftar ulang) setiap semester sebesar 10.000 rupiah.
Hal tersebut telah berlansung sejak tahun 2008 hingga daftar ulang bulan lalu. Menurut pengakuan siswa dan seorang guru kepada acehtraffic.com, biaya yang dikutip untuk tebus ijazah sebesar 25.000 rupiah untuk opersional Tata Usaha (TU) Sekolah, foto kopy Surat Tanda Kelulusan Siswa, dan Surat Keterangan Hasil Ujian.
Sementara pungutan biaya daftar ulang (registrasi) sebesar 10.000 rupiah sebagai biaya untuk pemeliharaan rapor siswa.
Seorang guru yang tidak ingin namanya ditulis acehtraffic.com mengatakan pengutipan uang tersebut tanpa musyawarah dengan guru, wali kelas atau wali murid. Penggunaan uang yang dikutip dari seluruh siswa itu tidak jelas pertanggung jawabannya. Pihak guru mengaku prihatin atas upaya mengelabui wali murid yang tidak begitu mengerti masalah dana operasinal sekolah.
“Kami sangat prihatin kondisi ini semua kebijakan itu lahir dari kepala sekolah tanpa musyawarah terlebih dahulu, semestinya semua anggaran tersebut tertalangi oleh dana BOS, kami yakin penggunaan dana itu memang bermasalah” Katanya.
Seorang siswa dari Sekolah itu juga membenarkan adanya pungutan biaya ijazah dan pendaftaran ulang itu. “biaya tebus ijazah itu, sebelumnya juga seluruh siswa juga dipungut biaya daftar ulang, jika tidak membayar tidak dikasih surat keterangan lulus dan ijazah saya tidak dikasih, saya kasih saja biar cepat bisa masuk SMA” Kata siswa lulusan SMPN1 Nisam, Aceh Utara itu. Minggu, 29 September 2013, sore.
Kepala SLTP Negeri di Kecamatan Sawang, Aceh Utara menyebutkan sangat aneh bila terjadi pengutipan pada siswa. Pasalnya dana yang diplot setiap kepala siswa itu oleh Negara dalam program Biaya Operasional Sekolah (BOS) sebesar 700.000/siswa.
“itu kalau persiswa tapi kalau berpatokan pada petunjuk teknis (juknis) penggunaan dana itu malah lebih mencapai 800.000 setiap siswa, inikan rancu, sayang anak-anak pedalaman bila orang pintar yang menguasai pendidikan malah menjarah mereka” Kata Seorang Kepala SLTP yang tidak ingin namanya ditulis.
Sementara Kepala SLTP N1 Nisam menolak mentah konfirmasi acehtraffic.com, dia mengaku tidak sanggup bicara soal masalah sekolahnya dengan alasan sedang sakit. “saya tidak mau komen itu karena saya sedang sakit, untuk konfirmasi datang aja nanti Desember” Kata Suhaimi SPd sambil batuk-batuk.
Meskipun dia sempat bicara hampir satu jam dengan wartawan, namun selalu menolak untuk menjawab pertanyaan mengenai masalah sekolah, dia lebih menceritakan kondisinya yang sakit dan berobat. Dia bungkam, tidak tanggung-tanggung ditanya jumlah siswa pun enggan komentar.
“saya tidak bisa komentar, data jumlah siswa tidak ada sama saya, itu di Dinas, ketemu saja Kepala Dinas" Kata dia.
(Acehtraffic)