Dalam sambutannya, Wabup Aceh Besar
Syamsulrizal menjelaskan, sektor industri kecil dan kerajinan di Aceh Besar
sudah berkembang sejak lama. Untuk mempertahankan eksistensinya, perlu
dilakukan pembinaan yang berkelanjutan dengan melakukan berbagai langkah dan
terobosan baru, sehingga dapat menghasilkan produksi dengan inovasi tinggi yang
diminati oleh konsumen. “Selama ini, kerajinan industri kecil banyak menunjang
pertumbuhan ekonomi di Aceh Besar,” katanya.
Hingga kini, tambah Syamsulrizal, jumlah usaha bordir mencapai 217 unit usaha
dan melibatkan 1.239 orang tenaga kerja. Workshop sentral industri kecil Kuta
Malaka membina kelompok industri kecil pada empat kecamatan, masing-masing
Montasik, Suka Makmur, Kuta Malaka, serta Indrapuri.
Produk yang dihasilkan meliputi berbagai macam jenis tak dan pernik-pernik
lainnya dengan jumlah produksi sekitar 3.200 tas per bulan dan dipasarkan di
berbagai kabupaten dalam Provinsi Aceh. Pada even nasional seperti Pekan Raya
Jakarta, Inacraf, Pameran Produk Unggulan Daerah (PPUD), Grafina, dan pada
kegiatan HUT Dekranas.
Kadiskop UKM dan Deperindag Kota Tasikmalaya,Tantan Rustandi mengaku kagum
atas keuletan dan kegigihan para perajin di Aceh Besar. Diharapkan, usaha tersebut
dapat terus berkembang sehingga dapat meningkat perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat. Pihaknya juga sangat berterima kasih atas kesediaan Pemkab Aceh
Besar yang menerima kunjungan rombongan Dekranas dari Kota Tasikmalaya. “Kami
juga sangat terbuka menerima kunjungan Pemkab Aceh Besar dan pengurus Dekranas
Aceh Besar bila ingin melihat keberhasilan kami selama membina perajin di Kota
Tasikmalaya,” ungkapnya.(Win)