Advertistment

 

Riau, NEWS OBSERVASI - Setelah sebelumnya diberbagai media Nasional dan Lokal Susilowadi SE MH atau yang akrab disapa Bang ILLO menerangkan prihal akan kehadiran Tim KUKB ke Rengat. Cucu pejuang kemerdekaan RI Mandor Rasiman yang dikenal gigih ini juga adalah sebagai ahli waris.

Bang ILLO yang telah menerbitkan sebuah buku kekejaman perang tentara Belanda sebagai salah satu sejarah di Indragiri, yakni “Tiga Tungku Sejarangan”. Dan sebelumnya Bang ILLO telah melakukan observasi langsung ke negeri Belanda terkait pembantaian rakyat Indragiri secara brutal pada 05 Januari 1949 silam. Dan kini, atas perjuangan Bang ILLO dan para pelaku sejarah serta para ahliwaris lainnya bertempat di Hotel Danau Raja Rengat, 3 personil tim KUKB yang dipimpin ibu MW.Y. RIEGER ROMPAS datang ke Rengat secara khusus.

Kehadiran tim ini untuk mencari data-data dari keluarga yang menjadi korban peristiwa pembantaian pada tanggal 5 Januari 1949 di kota Rengat, tepatnya di Rawa Skip dan Pasar Rengat.

Menurut perhitungan, pada saat itu ada sekitar 2600 warga sipil yang menjadi korban. Para Tim juga, melihat langsung bekas-bekas terjadinya peristiwa penembakan warga sipil, seperti di pinggir sungai Kuantan Indragiri yang kini sudah pecah menjadi 3 Kabupaten, yakni Kuansing, Indragiri Hulu, dan Indragiri Hilir.

“Menurut Mw.Y. Rieger Rompas bersama ibu Ivon, Tim melakukan tanya jawab langsung kepada keluarga korban dan menghadirkan beberapa Veteran sebagai saksi sejarah, salah satunya pak Bufit (90) yang bertempat tinggal di Desa Lambang Sari 3, Kecamatan Lirik. Pada saat itu, pasukan terjun payung tentara Belanda mendarat di Air molek dan sekitarnya. Pak Bufit ini merupakan saksi hidup dari peristiwa itu, dan beliau juga sempat di tahan oleh pasukan Angkatan Darat Belanda selama 3 bulan,” papar, Ww.Y. Rieger Rompas, Sabtu (09/11) di Rengat.

Selain itu, Tarmin (65) putra Veteran dan anggota pengurus Pemuda Panca Marga (PPM) Pasir penyu, serta sebagai ahliwaris korban perang dirinya berharap agar peristiwa 05 Januari 1949 dapat diperingati sebagai hari pembantaian rakyat Indragiri, dan bukan sebagai hari jadi Kota Rengat.

“Saya mewakili anak-anak Veteran lainnya berharap, agar Tim KUKB ini dapat selesai menjalankan tugasnya melakukan observasi tragedi kejahatan pertang atau tragedi kekejaman tentara Belanda kepada rakyat Indragiri. Dan tentunya, harapan yang paling utama agar permasalahan ini dapat dipertanggungjawabkan oleh pemerintah Belanda. Apalagi momennya sangat bagus, besok bangsa Indonesia memperingati hari pahlawan 10 Nopember 2013,” ujar, Tarmin yang popular di sebut Mbah Tarmin warga Kelurahan Sekar mawar, Pasir penyu ini dengan nada semangat. (Platmerahonline)

 
Top