Banda Aceh, NEWS OBSERVASI - Safari (27), warga Lhoong, Kabupaten Aceh Besar, mengalami luka
memar di wajah, lebam di bibir, dan koyak di pelipis mata. Menurut
pengakuannya, dia dipukuli oleh oknum TNI seusai acara Pengukuhan Wali
Nanggroe, Malik Mahmud Al Haytar, Senin (16/12/2013). Peristiwa naas tersebut
terjadi di Depan Kodim 0101 Banda Aceh ketika dia sedang berkonvoi
melintasi Masjid Raya Baiturrahman, sekitar pukul 12.20 WIB.
“Kejadiannya, diambil bendera.
Kami meminta bendera yang diambil itu. Kemudian terjadi adu mulut. Setelah itu,
saya dipukul dari belakang,” kata dia, di Rumah Sakit Umum Zainal Abidin, Banda
Aceh.
Oknum yang memukulinya, kata
Safari, mengenakan baju preman. “Saya ada lihat, mereka berdiri berbanjar. Dia
lari ke arah saya. Kemudian, yang lainnya menuduh saya provokator. Mereka yang
menerjang saya duluan,” ujarnya.
Ditemui di ruang kerjanya,
Wakil Kepala (Waka) Penerangan Kodam Iskandar Muda, T. Syamsul Rizal, kondisi
yang dia tahu, menurut penjelasan anggota Kodim 0101 Banda Aceh, bahwa massa
membawa bendera Bulan Bintang. Dan bendera tersebut, kata dia, belum disahkan.
“Dan dengan euphoria mereka
membawa dan mengibarkan bendera itu. Bendera tersebut diambil oleh anggota
Kodim 0101 Banda Aceh,” kata Syamsul.
Lalu lanjut Syamsul, massa
tersebut tidak terima dan melemparkan batu ke Kodim 0101. “Itu awal
kejadiannya. Dan anggota kami langsung tembak ke atas. Harusnya kan negoisasi,
jangan lempar batu. Dan dari lembar batu itu, terjadi kontak fisik,” sebutnya.
Kepala Biro Operasi Polda Aceh,
Kombes Anang R, mengatakan, pihaknya, perlu keterangan dari korban untuk
mempelajari hal ini. “Saya belum bisa memberikan keterangan apa-apa,” katanya.
[TGJ]