Banda Aceh, NEWS OBSERVASI - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) Banda Aceh, Usman M Adam meminta Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh untuk memperjelas aset Pelabuhan Ulee Lheue. Pasalnya, aset pelabuhan tersebut kini menjadi polemik (masalah) kepemilikan tanah oleh warga setempat yang mengklaim bangunan tersebut dibangun di tanah adat.
"Dari cerita tokoh masyarakat di sana, tanah tersebut milik adat atau aset gampong. Dimana pasca tsunami banyak bangunan bantuan NGO yang dibangun di tanah warga,yang salah satunya adalah Pelabuhan Ulee Lheue," kata Usman M. Adam kepada acehonline.info, Senin (13/1/2014) di Gedung DPRK Banda Aceh.
Atas persoalan tersebut, Politisi Partai Bulan Bintang yang akrab disapa Abon ini meminta Pemko Banda Aceh untuk memperjelas kepemilikian tanah tersebut, agar tidak menjadi polemik dengan masyarakat.
"Jangan sampai persoalan ini menimbukan konflik nantinya, makanya harus segera diselesaikan," ujarnya.
Usman berharap, persoalan tersebut dapat segera ada diselesaikan Pemko Banda Aceh dan segera mendapatkan titik temu.
"Semoga kita bisa bersama-sama memanfaatkan aset aset pelabuhan Ulee Lheue untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat," harapnya.
Hal senada dikatakan H.T Tarmizi dari Fraksi Partai Aceh. Menurtnya, aset yang dibangun NGO Islamic Relief tersebut dapat diselesaikan segera polemik yang terjadi dengan masyarakat.
"Ini harus segera diperjelas apakah milik Pemko atau hak adat masyarakat setempat. Harus diperiksa dan ditelusuri ulang, apakah itu punya Pemko atau bukan," ujar Tarmizi.
Jika nantinya aset tersebut milik masyarakat, kata Tarmizi, Ia meminta Pemko Banda Aceh untuk dapat melibatkan masyarakat dalam pengelolaan pelabuhan tersebut.
"Pemko harus menyikapi secara positif, agar tidak menimbulkan masalah kemudian hari. Kalau bias, kami meminta aset itu dikelola oleh masyarakat adat, mengenai persoalan kedepan sanggup atau tidak masyarakat mengelolanya, itu juga harus dibicarakan bersama. Yang penting bagaimana jalan yang terbaiknya saja," imbuh politisi Partai Aceh ini (ao)