NEWS OBSERVASI - Pemerintah China menunjukkan komitmennya melawan polusi udara dengan
meneruskan subsidi bagi pembeli mobil listrik murni. Pasar mobil #1 di
dunia itu memperpanjang masa berlaku dan memperbesar subdisi yang
direncanakan sebelumnya.
Semula, pemerintah China berencana mengurangi subsidi untuk mobil listrik sampai 10 persen mulai tahun ini, tetapi hanya dikurangi 5 persen. Tahun depan, subsidi yang semula dikurangi menjadi 20 persen, kini diputuskan hanya 10 persen. Hal ini tersebut disampaikan oleh Kementeraian Keuangan dan Komisi Pengembangan dan Reformasi Nasional serta Kementerian Teknologi & Industri China yang dilansir Bloomberg (10/2/2014).
Kualitas udara China yang terus memburuk, sudah mencapai titik kritis di Shanghai pada tahun lalu, memaksa pemerintah pusat bertindak tegas dengan cepat. Termasuk melarang menggunakan mobil pribadi di lokasi-lokasi paling tinggi tingkat polusinya. China agak tertinggal mewujudkan penjualan 5 juta unit pada 2020 karena harus menanggung biaya tinggi karena polusi.
"Kebijakkan ini sangat positif bagi bus umum, mobil ramah lingkungan dan kendaraan niaga. Dengan memperpanjang subsidi sampai 2015 akan mengurangi kebingunan masyarakat," jelas Yale Zhang, Direktur Pelaksana Autoforesight Shanghai Company. China juga berniat meningkatkan promosi penggunaan kendaraan listrik murni sampai ke tingkat kota madya, seperti di Jilin, Liaoning dan Heilongjiang.
Perdana Menteri Li Keqiang pada kunjungannya ke pabrik BYD, bulan lalu, menyatakan kalau pemerintah daerah harus mengambil peran lebih dominan mempromosikan penggunaan kendaraan alternatif di daerah masing-masing. Emisi kendaraan merupakan ancaman utama menyusul penjualan mobil yang menembus 20 juta unit pada 2013 lalu.
Pemerintah China memberi subsidi berupa potongan harga mencapai 60.000 yuan (Rp 119,4 juta) untuk setiap pembelian kendaraan penumpang dan 500.000 yuan (Rp 995,5 juta) untuk bus bertenaga listrik murni. Kebijakkan ini akan diteruskan sampai 2015 mendatang.
Semula, pemerintah China berencana mengurangi subsidi untuk mobil listrik sampai 10 persen mulai tahun ini, tetapi hanya dikurangi 5 persen. Tahun depan, subsidi yang semula dikurangi menjadi 20 persen, kini diputuskan hanya 10 persen. Hal ini tersebut disampaikan oleh Kementeraian Keuangan dan Komisi Pengembangan dan Reformasi Nasional serta Kementerian Teknologi & Industri China yang dilansir Bloomberg (10/2/2014).
Kualitas udara China yang terus memburuk, sudah mencapai titik kritis di Shanghai pada tahun lalu, memaksa pemerintah pusat bertindak tegas dengan cepat. Termasuk melarang menggunakan mobil pribadi di lokasi-lokasi paling tinggi tingkat polusinya. China agak tertinggal mewujudkan penjualan 5 juta unit pada 2020 karena harus menanggung biaya tinggi karena polusi.
"Kebijakkan ini sangat positif bagi bus umum, mobil ramah lingkungan dan kendaraan niaga. Dengan memperpanjang subsidi sampai 2015 akan mengurangi kebingunan masyarakat," jelas Yale Zhang, Direktur Pelaksana Autoforesight Shanghai Company. China juga berniat meningkatkan promosi penggunaan kendaraan listrik murni sampai ke tingkat kota madya, seperti di Jilin, Liaoning dan Heilongjiang.
Perdana Menteri Li Keqiang pada kunjungannya ke pabrik BYD, bulan lalu, menyatakan kalau pemerintah daerah harus mengambil peran lebih dominan mempromosikan penggunaan kendaraan alternatif di daerah masing-masing. Emisi kendaraan merupakan ancaman utama menyusul penjualan mobil yang menembus 20 juta unit pada 2013 lalu.
Pemerintah China memberi subsidi berupa potongan harga mencapai 60.000 yuan (Rp 119,4 juta) untuk setiap pembelian kendaraan penumpang dan 500.000 yuan (Rp 995,5 juta) untuk bus bertenaga listrik murni. Kebijakkan ini akan diteruskan sampai 2015 mendatang.