Banda Aceh, NEWS OBSERVASI - Angoota Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Makhyaruddn Yusuf menyesalkan masih kacaunya pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di provinsi Aceh. Menurutnya kekacauan pelaksanaan UN tidak hanya terjadi pada UN SMP sederajat yang sedang berlangsung, akan tetapi juga terjadi pada UN SMA sederajat yang sudah dilaksanakan beberapa waktu lalu.
“UN ini agenda tahunan, dan setiap tahun bermasalah, dan kesalahan yang terjadi setiap tahunnya selalu sama. Sepertinya tidak ada evaluasi dari kesalahan-kesalahan sebelumnya,” ujar Mahyaruddin.
Mahyaruddin berharap Ujian Nasional tidak dijadikan sebagai patokan untuk kelulusan siswa. Namun menurutnya, UN tetap penting sebagai alat ukur pemerintah mengenai sejauh mana keberhasilan pendidikan yang sedang dijalankan.
“Kalau pelaksanaannya kacau maka jangan dijadikan standar kelulusan, kasihan anak didik. Pelaksana yang terlihat kurang siap tapi mereka yang jadi korban,” ujar politisi PKS itu.
Menurutnya tidak mungkin UN dijadikan patokan kelulusan siswa jika melihat masih adanya kesenjangan pendidikan. Dia menyebutkan, di Aceh saja kualitas pendidikan antara kabupaten/kota berbeda, bahkan kualitas pendidikan di setiap kecamatan dalam satu kabupaten juga berbeda.
“Misalnya ya, kecamatan Peukan Bada dengan kecamatan Pulo Aceh, tentu berbeda kualitasnya meskipun masih sama-sama di Aceh Besar. Nah dengan fakta begitu apa mungkin UN dijadikan standar,” ujarnya.
Di samping itu, Mahyaruddin mengakui dinas pendidikan Aceh tidak sepenuhnya bertanggung jawab terkait kacaunya pelaksanaan UN. Apalagi mengingat soal UN dicetak secara nasional. Akan tetapi, kata dia, harus ada pihak yang bertanggung jawab akan ketidakberesan pelaksanaan UN.
“Kalau kita melihat selalu permasalahannya pada kertas soal ataupun kertas jawaban, mulai dari tertukarnya soal, tidak cukupnya soal bahkan kadang kualitas kertas yang digunakan juga bermasalah,” katanya.
Mahyaruddin berharap hasil UN pelajar di provinsi Aceh tahun ini bisa lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Dia berharap Gubernur Aceh dan DPR Aceh fokus pada peningkatan kualitas pendidikan. Salah satu upayanya adalah dengan cara menambah alokasi dana pendidikan.
“Kita berharap hasil UN Anak-anak kita bisa lebih baik, dan mampu bersaing dengan pelajar di provinsi lain. Jangan lagi lah kita terus berada di urutan-urutan akhir hasil UN. Ini sangat memalukan mengingat dana pendidikan di sini melimpah tapi kualitas masih di bawah,” katanya. (atjehpost)