Advertistment

 


Aceh utara, NEWS OBSERVASI - Kamis malam, (15/05/2014) sekira pukul 20.30 Wib, Suasana di kecamatan Kutamakmur begitu sejuk karena kecamatan terpencil di Kabupaten Aceh utara itu baru saja dilanda hujan ringan. Wartawan melintasi sebuah Desa di wilayah timur kecamatan itu, yaitu Desa Blang riek. Nampak lah sebagian pemuda desa itu yang sedang duduk di pos jaga. Mereka adalah, Dedi irawan (28), Riki Amanda (17), Zulfahmi (22), Ivandri (28),  Doli Pratama (22), dan Zulfikar (26).

Mereka tidak hanya duduk dan nongkrong saja, tetapi mereka mengisi waktu yang sedang kosong dengan membuat kerajinan tangan, yaitu bunga hias. Uniknya, dalam membuat karya bermutu tersebut mereka memanfaatkan batang pohon waru alias “bak siren”.

Dedi irawan mengatakan bahwa dalam satu hari bisa menghasilkan 2 sampai 3 bunga hias yang di jual dengan harga sekitar Rp. 100.0000;00 sampai 200.000;00.

Dedi pun mengaku tingkat kesulitan dalam membuat karya berupa bunga hias dari pemasangan bahan dan dijadikan satu bentuk yang lebih baik.  Anak terakhir dari 7 bersaudara itu juga menyampaikan harapannya untuk mempromosikan hasil karyanya kepada khalayak luas. ”Saya ingin karya yang saya dan teman-teman buat dapat dihargai oleh semuanya,” imbuhnya.

Tak banyak diketahui ternyata pemuda di Desa Blang riek, Kecamatan Kutamakmur, memiliki kemampuan terpendam dalam membuat karya kerajinan tangan yang layak jual, sudah saatnya Pemerintah Aceh berhenti mencari kambing hitam untuk di hakimi bersama, Sudah seharusnya Pemerintah memberikan kontribusi yang nyata demi membangun Aceh dari tangan pemuda. (Ody)
 
Top