Advertistment

 

Aceh utara, NEWS OBSERVASI - Selain meluapnya Krueng Keureto, curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir juga menjadi faktor pendukung datangnya banjir. Ditambah lagi tidak adanya tanggul penahan di sayap kanan Krueng Keureto.
Tujuh desa itu masing-masing, Desa Hagu, Alue Thoe, Cibrek, Lawang, Siren, Tanjong Haji Muda, Teumpok Barat dan desa Meuria .
Pantauan Wartawan di lokasi, hari ini, Minggu, (18/5) ratusan rumah warga terendam banjir dengan ketinggian air yang bervariasi. Tak hanya itu, banjir juga ikut merendam areal persawahan dan badan jalan.
Khusus di jalan Desa Hagu, sudah tidak dapat dilintasi lagi dengan sepeda motor, karena ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. Beberapa warga yang nekat melintas terpaksa harus mendorong sepeda motornya karena mogok akibat mesin dan busi yang basah terkena air.
Salah satu warga Desa Meuria, Pak Ju (32 tahun) mengatakan, banjir sudah menyambangi pemukiman warga sejak kemarin (red-Sabtu) sore. Namun sejak pagi tadi ketinggian air sudah mulai surut.
“Jika hujan terus mengguyur di dataran tinggi Bener Meriah, maka banjir akan semakin parah,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Jamil (48 tahun), Kepala Dusun Damai, Desa Hagu.
“Pada banjir kali ini, kita sempat menyelamatkan harta benda ke tempat yang lebih tinggi, mengingat banjir sudah datang sejak sore kemarin. Tapi ditakutkan jika ketinggian air naik di tengah malam, saat kita terlelap.”
Camat Matangkuli, yang di hubungi via celuler namun tidak berhasil . terkait banjir yang merupakan sudah langgaanan setiap tahun bila musim hujan tiba ajar pak Ju kepada Wartawan. (Ajnn)
 
Top