Prabowo Subianto. TEMPO/Dhemas Reviyanto |
Jakarta, NEWS OBSERVASI - CNN memastikan medianya tak berpihak pada calon presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto. Media milik Time Warner Inc. itu menyatakan tak pernah menerbitkan laporan ihwal hasil survei yang memenangkan Prabowo.
"Tidak benar sama sekali (memihak Prabowo)," ujar Direktur Asosiasi Hubungan MasyarakatCNN Penelope Heath, ketika dihubungi, Selasa, 24 Juni 2014.
Menurut Heath, CNN telah menarik tulisan berisi hasil survei rekayasa yang memenangkan calon presiden nomor urut 1, Prabowo Subianto. Media milik Time Warner Inc. itu juga menendang penulis berita palsu yang menggunakan akun "beritabisnis" dari daftar jurnalis warga ireport.
Menurut Heath, CNN tak pernah menerbitkan hasil survei Gallup yang menyebutkan kemenangan Prabowo. Laporan yang berjudul "Indonesians Predict Prabowo Will Be Next Indonesia President", katanya, adalah sumbangan dari jurnalis warga.
Berdasarkan pengamatan Tempo, tulisan tersebut telah hilang dari laman ireport yang dikelolaCNN. Adapun profil beritabisnis juga tak bisa dilihat lagi. Sebelumnya, laman profil itu mendaftar 19 artikel yang pernah ditulis pemilik akun beritabisnis, termasuk satu tulisan bohong soal survei yang memenangkan Prabowo.
Tulisan yang memuat hasil survei palsu muncul di laman jurnalisme warga CNN ireport pada Selasa, 24 Juni 2014, sekitar pukul 13.00 WIB. Artikel yang dibuat pemilik akun beritabisnis itu memberitakan keunggulan Prabowo Subianto dalam survei yang diselenggarakan Gallup Indonesia Poll. Tulisan itu sempat tayang selama sembilan jam sampai akhirnya lenyap. Laporan hasil survei palsu tersebut ternyata direkayasa dari laporan Gallup berjudul "Americans Predict Obama Will Be Next U.S. President" yang terbit 16 Juni 2008. Penulis laporan di CNN ireportmenyunting sebagian kecil isi laporan resmi Gallup tersebut, salah satunya mengganti Obama dengan Prabowo.
Hasil survei abal-abal itu ditayangkan stasiun televisi TV One melalui newsticker hingga pukul 23.00 WIB. Pada pukul 01.15 WIB, stasiun televisi milik Aburizal Bakrie itu meminta maaf atas penerbitan berita bohong tersebut. "Mohon maaf berita Gallup kami tarik menunggu konfirmasi," tulis TV One di news ticker-nya.
Pemimpin Redaksi TV One Karni Ilyas belum bisa memberikan keterangan ihwal pemberitaan ini lantaran masih cuti. Adapun Wakil Pemimpin Redaksi TV One Toto Suryanto belum menjawab panggilan telepon. [tempo]