Advertistment

 


NEWS OBSERVASI: Petugas kepolisian unit Serse Polsek Kramatjati, menangkap komplotan curanmor yang biasa beraksi di wilayah Jakarta Timur. Dari hasil tangkapan, polisi mengamankan 4 orang pelaku pencurian dan satu orang penadah di Kampung Mormos, kawasan Ciracas, yang dijadikan markas komplotan asal Jakarta ini.

Keempat orang tersebut adalah Franky Panjaitan (23), Apri Andi (25), Tusty Sianbola (24) dan Ronald Sirait (16), sedangkan satu tersangka lagi Mamat Kadori (52) berperan sebagai penadah. Mereka ditangkap tanpa perlawanan saat sedang mengambil suku cadang hasil rampasannya.

Salah satu tersangka yang paling muda, Roland Sirait alias Nando mengaku baru satu tahu bergabung dalam kompolotan tersebut. Nando mengaku, jika berhasil melakukan aksinya dia mendapat upah sebesar Rp 500 ribu setiap motornya.

"Awalnya dikenalin sama temen namanya Bintang. Beraksinya tidak setiap hari paling seminggu dua kali," kata Nando, di Mapolsek Kramatjati, Kamis (28/8).

Nando mengaku, bahwa dirinya masih dalam proses belajar untuk menjadi pemetik (eksekutor). Dia menambahkan, dalam setahun tersebut dia pun baru saja berhasil mengambil satu buah sepeda motor beberapa waktu lalu.

"Sekali beraksi itu bisa dua menit. Paling lama itu tiga menit. Tapi saya cuma satu kali. Karena masih kurang pinter. Yang suka nyuntik (curi) itu si Bintang itu," ungkapnya.

Kapolsek Kramatjati Kompol Handini mengatakan, tertangkapnya komplotan ini berawal dari laporan hilangnya motor milik Samsul Purnomo di Jalan Masjid Al-Khirat, Batu Ampar, Kramatjati, pada 07 Agustus lalu.

"Kami kembangkan dari hasil olah TKP, dan mengarah ke salah satu lokasi persembunyian penjahat," kata Handini

Handini mengatakan, dari tangan para pelaku, polisi menyita 12 kunci letter T, lima plat nomor, dan cover body hasil curian. Para penjahat ini biasa beraksi di wilayah Kramatjati dan Ciracas.

"Hasil curian yang sudah dimutilasi tersebut mereka jual ke Karawang, Jawa Barat. Komplotan ini mereka kelahiran Jakarta. Mereka bukan dari luar Jakarta. Dalam aksinya, mereka menggambar lokasi dan metik di lokasi yang berbeda. Sekali aksi hanya hitungan detik," tegasnya.

Sumber: merdeka
 
Top