NEWS OBSERVASI : Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparringa, mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak mempunyai pandangan negatif terhadap apa yang dilakukan calon presiden yang menyiapkan diri dalam masa transisi ini.
Menurut dia, SBY tahu diri karena pernah memiliki pengalaman pahit pada masa transisi pemerintahan pada 2004, di mana tidak terdapat akses yang memadai ketika itu.
"Presiden tidak ingin hal ini terulang," kata Daniel di Komplek Istana Kepresidenan Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, Sabtu (9/8/2014).
Dia mengatakan, Presiden SBY siap menemui presiden terpilih hasil Pemilu 2014 setelah ada putusan Mahkamah Konstitusi (MK). "Presiden SBY baru bisa berbicara dan membuka diri dengan presiden terpilih setelah ada putusan MK," ungkapnya.
Tujuannya, agar transisi pemerintahan dari Presiden SBY ke presiden berikutnya dapat berjalan dengan mulus sehingga dapat menjadi tradisi suksesi yang baik untuk masa-masa mendatang.
Sebelumnya, Presiden SBY mengatakan pengalihan kekuasaan dari pemerintahan lama ke pemerintahan baru adalah salah satu ide yang telah disampaikannya beberapa bulan lalu.
Namun, ujar dia, hal itu juga baru dapat dilakukan secara proaktif setelah ada keputusan MK terkait perselisihan Pilpres. "Dengan demikian transisinya menjadi bagus," katanya.
Presiden menjelaskan, saat ia menjabat presiden pertama kali pada 2004, tidak terjadi transisi yang berjalan dengan baik. Untuk itu, dia mengemukakan agar tradisi tersebut dapat diubah sehingga terjadi transisi atau pengalihan pemerintahan yang baik.
"Agar baik bagi pemerintahan yang akan datang, presiden mendatang dan seluruh warga Indonesia," ungkapnya.
Sumber: okezone.com