Advertistment

 

Oleh : Malinda Nurul Huda
Kasih sayang adalah perasaan yang semua makhluk hidup tentu memilikinya. Dan khususnya untuk manusia, kasih sayang menjadi hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Kasih sayang kepada ibu-bapak, kasih sayang kepada tanaman, kasih sayang kepda hewan peliharaan, kasih sayang kepada teman, kasih sayang kepada orangtua disekolah dan banyak lagi kasih sayang yang tak bisa kita deskripisikan.

Namun bagaimana jika sebuah kasih sayang disalah artikan? Kasih sayang menjadi dibeda-bedakan. Dan tragisnya lagi, kasih sayang ini bukanlah kasih sayang yang lebih besar untuk kedua orangtua seperti sewajarnya.

Mempunyai kasih sayang bukanlah hal yang salah, jika masih dijalan yang benar.  Apalagi ketika kita membagi rasa itu terhadap seseorang yang sangat special. Dan hampir saja mata dibutakan oleh cahaya cinta yang menyilaukan.

Ya, benar. Kasih sayang itu adalah cinta yang berlebihan. Dalam kehidupan nyata. Banyak kasus yang menyangkut para remaja menjadi stress bahkan berbuahkan kematian yang menyedihkan gara-gara soal asmara.

Tak perlu heran, jika pada masa sekarang banyak remaja muda yang lebih memilih dan membela mati-matian pacarnya didepan orangtua. Ini disebabkan karena pengaruh dan pergaulan yang makin menjadi dilingkungannya. Labilnya remaja muda menyebabkan ia juga berani berbohong didepan kedua orangtuanya. Contohnya, alasan ingin mengerjakan PR dirumah kawan dekatnya, padahal sebenarnya dia sudah janjian dengan pacarnya akan pergi ke suatu tempat.

Hal-hal sepele seperti inilah yang berakibat anak kurang perhatian dengan orangtua. Tidak usahlah kita membahas remaja muda lagi, kini kita ambil contoh yang terdekat saja. Adakah seorang tetanggamu yang berusia sekitar 23-30? Yang belum menikah tentunya dan masih tinggal bersama orang tua. Adakah yang aneh pada dirinya saat pacrnya itu bertendeng ke rumah? Pernahkah mendengar pertengkaran didalam rumah itu?

Saya akan menceritakan pengalaman seseorang yang tak ingin disebut namanya. Ia mengatakan bahwa ia sangat menyanyangi kedua orangtuanya yang sudah tua. Selalu menuruti apa yang keduanya katakan, tidak pernah membentak, tidak pernah berbohong dan tidak pernah pergi hingga larut malam. namun hidupnya berubah ketika ia bertemu dengan seseorang itu. ia lebih suka keluar malam, berbohong kepada orangtua, malas membersihkan rumah, sering bertengkar dengan keduanya dan berbagai hal yang tak ingin diingatnya lagi. Dan ia sadar, bahwa pergaulan yang ia jalani dengan pasangannya itu telah menjerumuskannya kedalam hal yang sangat salah. ketika ia lebih perhatian kepada pacarnya yang sakit sampai-sampai ia bawa ke rumah sakit dari pada mempedulikan orang tua yang sudah uzur dan hanya bisa berbaring ditempat tidur. Menatap atap kosong dan gelap. Yang dulunya ia selalu ada saat orangtuanya sakit-sakitan, tapi saat itu ia tak ada, ia malah melenggang ke rumah pacarnya yang jauh berkilo-kilo meter. Hingga penyesalan itu datang dengan tiba-tiba, ketika semua benar-benar terlambat, ketika kedua orangtuanya benar-benar tidak ada lagi disampingnya.

Apa yang mau diharapkan lagi? Menyesal? Pasti. Pastilah penyesalan itu ada.
Boleh kita memiliki cinta, tapi cinta yang bagaimana? Mempunyai efek yang seperti apa? Seharusnya itu dulu yang kita cerna baik-baik sebelum kita memutuskan untuk berkata “ah, aku lebih mencintai dia”. cinta yang menyebabkan mudarat buat apa coba? Tak ada untungnya sama sekali.

Cinta bukan sekedar cinta-cinta an. Kunyah dulu kata cinta itu. apa yang membedakan cinta kepada orang tua dan cinta kepada seseorang yang hadir secara tiba-tiba.  Membela pasangan memang takada yang salah. tapi, cobalah yakinkan diri sendiri sebelum bertindak gegabah. Mengabaikan orangtua, membentak orangtua, sering keluar malam dengan yang bukan mahramnya. Apa itu baik? Apa itu membuat hati kedua orangtua kita tenang?

Jadikan kasih sayang yang menjadi cinta itu suatu hal yang tidak gampang. Jangan berlebihan menyayangi seseorang yang belum sangat kita kenal, jauhilah hal yang berbaur negatif yang menyebabkan kedua orangtua kita menjadi salah sangka terhadap kita, hindari pertengkaran terhadap orang tua. Berikan perhatian lebih untuk keduanya, tanyakan apa mereka sakit? atau apa yang menyusahkan mereka.
Cinta itu tidak sulit dimengerti jika kita mengerti isi dalam konteks cinta untuk diri sendiri, maupun untuk orang yang paling kita sayangi. Hanya saja, jangan  salah mengartikannya. (Malinda)

  Penulis : Malinda Nurulhuda
Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Malikussaleh
(wahana nusantara Uus Productions)
 
Top