Jakarta, NEWS OBSERVASI: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta masyarakat tidak memvonis para menteri gemar hidup mewah. Menurut SBY, gaji menteri pas-pasan karena tidak ada kenaikan selama 10 tahun.
Namun, bagi presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi), seseorang sebaiknya tidak usah menjadi menteri jika ingin bergaji besar.
"Kalau mau gaji besar di swasta saja," ujar Jokowi di Balaikota, Jakarta, Jumat (12/9/2014) siang.
Meski demikian, Jokowi belum mau berkomentar banyak soal gaji menteri. Pasalnya, dia belum dilantik sebagai presiden.
"Nanti setelah dilantik baru mikirin. Menteri saja juga belum (disusun), sudah urusin gaji. Menteri belum kerja, sudah (bicara gaji) naik apa turun," ujar dia.
Jokowi baru akan bicara soal efisiensi anggaran kementerian setelah pelantikan presiden dan wakil presiden pada 20 Oktober 2014.
Sebelumnya, SBY mengatakan, gaji menteri, presiden, gubernur, bupati, dan wali kota jauh lebih kecil dari pejabat BUMN atau swasta. Akan tetapi, menurut Presiden, para pejabat ini menerima apa adanya.
"Para menteri sering dikritik, dihujat, itu juga kami terima. Mereka jalankan tugas dengan penghasilan yang diberikan negara. Saya mohon pengertian. Saya harus katakan tidak ada niatan dan budaya untuk mewah dan boros di kabinet saya," ujar Presiden.
Wakil presiden terpilih Jusuf Kalla juga sadar bahwa gaji menteri sudah lama tak naik sehingga nilainya di bawah gaji anggota DPR. Oleh karena itu, tidak heran jika ada menteri yang tergiur untuk korupsi.
JK pun berharap, menteri-menteri di kabinetnya nanti akan menerima gaji yang lebih baik.
Sumber: kompas.com