Advertistment

 

NEWSOBSERVASI: Bukanlah tanpa sebab Ketua Umum Partai Aceh, Muzakir Manaf, memilih Teungku Muharuddin untuk menjadi Ketua DPR Aceh. “Sudah melalui proses yang matang. Di samping itu kita memang butuh penyegaran di level elit politik Aceh. Agar tidak terjadi kejenuhan politik,” kata Muzakir Manaf yang adalah Wakil Gubernur Aceh ini di Banda Aceh. “Kita di Partai Aceh juga akan membuka peluang bagi anak-anak muda yang berminat di poltitik untuk kita jadikan pemimpin masa depan di Aceh. Kita berharap intelektual-intelektual dari berbagai perguruan tinggi di sini jika menyalurkan aspirasi politiknya melalui Partai Aceh. 

Inilah rumah kita,” kata Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualem ini kepada media. Selain itu, Mualem juga sudah memantau kinerja Muharuddin semasa menjadi anggota dewan pada periode sebelumnya. “Dia dekat dengan rakyat, karena itulah ia memperoleh suara terbanyak,” kata Mualem. “Kita butuh seseorang yang memiliki keseimbangan emosi yang baik. 

Tidak pemarah, tetapi ramah dan santun. Dia melayani rakyat, juga menjaga amanah partai dan perjuangan. Selain itu ia mampu merawat hubungan baik dengan pemimpin tanpa perlu menjilat. Orang seperti itu tentu baik untuk Aceh dan menghadirkan kesejukan nantinya.” Sebetulnya, Mualem pernah mengirimkan seseorang untuk menjumpai Muharuddin dan menyampaikan pesan agar terus memelihara perilakunya, dan merawat sopan santun serta menjaga ketenangan. Paling penting tentu saja dalam menjaga kestabilan emosi. Semua itu mudah bagi Muharuddin, ia memang adalah jebolan pesantren, ia taat menjalankan ibadah, dan mampu menjadi imam. Waktu itu memang baru usai pemilihan legislative. Ketika pesan itu disampaikan, Muharuddin sempat mengerutkan dahi. “Mungkin anda mau dicalonkan sebagai salah satu pemimpin di DPR nanti,” si utusan mereka-reka. Muharuddin menjawab, “jangan berandai-andai pada sesuatu yang belum jelas, lagi pula perubahan politik bisa terjadi dalam sekejab.” 

“Jika pun itu yang beliau inginkan, tolonglah disampaikan jangan saya yang dipilih, saya tetap tulus mengabdi tanpa mesti menyandang jabatan. Sebab itu amanah yang berat. Masih ada senior-senior kita yang cocok,” katanya. Tentulah semua yang dikatakan Muharuddin disampaikan kepada Mualem. Ketika disampaikan, Mualem hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Ternyata, memanglah Muharuddin yang ditunjuk Partai Aceh menjadi Ketua DPR Aceh. Keputusan itu dicapai dalam rapat pimpinan Partai Aceh awal Desember 2014. Pada paripurna Selasa 9 Desember 2014, nama Muharuddin tercatat sebagai Ketua DPR Aceh. (atjehpost)
 
Top