Advertistment

 


Sosok Taufiq Kiemas di mata adik iparnya, Guruh Soekarnoputra merupakan figur seorang politisi yang berdedikasi, penuh semangat dan total. Menurutnya, hal itu nampak dari kesibukannya mengurus PDI Perjuangan, ataupun sebagai sosok Ketua MPR RI.

Guruh menuturkan, dirinya mengenal Taufiq sebagai seorang kakak yang memang sudah memiliki bakat berpolitik. Pertemuan pertama sekitar tahun 1960, dan Taufiq masih aktif di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). "Beliau memang mudanya orang politik, seorang aktivis, juga pejuang," kata Guruh, di rumah duka, Jalan Teuku Umar Nomor 27A, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (8/6/2013).

Putra bungsu mantan Presiden Soekarno ini mengungkapkan, dirinya terakhir melakukan komunikasi dengan Taufiq pada 31 Mei 2013. Saat itu tepat satu hari sebelum peringatan Hari Lahir Pancasila. "Sebelum Hari Lahir Pancasila, di Ende, minta sebagai wakil keluarga, saya thypus, jadi berhalangan hadir," ujarnya.

Guruh menyampaikan, kakak iparnya itu meninggal karena serangan jantung di Singapore General Hospital (sebelumnya ditulis National University Hospital). Taufiq menghembuskan napas terakhir sekitar pukul 19.01 waktu Singapura.

Sebelumnya diberitakan, Taufiq Kiemas tengah menjalani perawatan karena kelelahan di rumah sakit tersebut setelah mendampingi Wakil Presiden Boediono meresmikan Monumen Bung Karno dan Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (1/6/2013). Peresmian dilakukan bertepatan dengan Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945.

Taufiq yang lahir di Jakarta, 31 Desember 1942, meninggalkan seorang istri Dyah Permata Megawati Setyawati atau Megawati Soekarnoputri, dan tiga anak, Mohammad Rizki Pratama, Mohamad Prananda Prabowo, dan Puan Maharani Nakshatra Kusyala.

Pihak keluarga berencana membawa jenazah Taufiq pada pukul 09.00, waktu Singapura, Minggu (9/6/2013). Jenazah rencananya akan mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma dan disemayamkan di TMP Kalibata.   

Sumber: Kompas.com
 
Top