Lhokseumawe | acehtraffic.com
– Kota Lhokseumawe memang selalu menjadi langganan banjir, terutama
disaat musim penghujan. Satu jam saja diguyur hujan, maka sejumlah sudut
Kota Lhokseumawe tergenangi air. Sabtu, 8 Juni 2013.
Maka untuk
mengatasi dan mencegah terjadinya banjir di Kota Lhokseumawe, Dinas
Pekerjaan Umum (PU) akan melakukan normalisasi saluran sekunder di
sejumlah titik dan terus meningkatkan kualitas pembangunan saluran
tersebut.
Dalam
melaksanakan normalisasi saluran sekunder tersebut, akan digunakan
anggaran dari berbagai sumber pos anggaran di tahun 2013,yaitu dari dana
Otonomi Khusus (Otsus) dan APBK tahun anggaran 2013.
Kepala Dinas
Pekerjaan Umum (PU) Kota Lhokseumawe T Zahedi mengatakan, pihaknya
sangat menginginkan, tidak ada lagi rumah-rumah masyarakat yang terendam
air apabila terjadi hujan deras dan meluapnya air dari Krueng Cunda.
“Banyak masyarakat yang mengeluh, akibat saluran sekunder tak bisa menampung air,” ujar T. Zahedi.
Dirinya
menambahkan, normalisasi saluran sekunder akan terus dilakukan
normalisasi. Agar bisa menampung debit air, sehingga air yang telah
tertampung tersebut, bisa mengalir dengan normal ke saluran primer.
Sementara itu
Sekretaris Dinas Pekerja Umum (PU) Kota Lhokseumawe, Nirwansyah
mengungkapkan, Pagu anggaran untuk normaliasi saluran sekunder tersebut,
berjumlah Rp. 2 Miliar bersumber dana Otsus 2013.
Nirwansyah
Menambahkan, untuk nilai kontraknya belum ditentukan. Bisa saja nanti
nilai kontraknya mencapai Rp. 1 Miliar, dengan dana sebesar itu. Akan
dibangun saluran sekunder menuju ke tandu IV, yaitu meliputi tempat
penampungan air banjir yang berbatasan antara Desa Teumpok Teungoh dan
Desa Uten Bayi Kecamatan Banda Sakti.
Saluran
sekunder tersebut, nantinya akan dibangun dalam skala yang lebih besar.
Selama ini tandu IV tersebut menampung aliran air dari sejumlah desa
sekitar. Antara lain Desa Teumpok Teungoh, Uteun Bayi, Hagu Barat Laut,
Blang Rayeuk, Bandar Masen dan sekitarnya.
Nirwansyah
menjelaskan, apabilan saluran-saluran tersebut tidak segera diperbaiki.
Maka dapat merendam ratusan rumah dalam beberapa hari, apabila terjadi
hujan lebat dan meluap air krueng cunda.
“Maka kita bangun baru, biar air mengalir normal,” ujar Nirwansyah.
Selain dari
dana otusu, untuk pengerjaan saluran sekunder ini. Dinas PU juga
mendapatkan suntikan dana dari APBK Lhokseumawe tahun 2013, sebesar Rp. 1
miliar.
Untuk mendukung
pembangunan itu, memang dibutuhkan dana yang lebih besar. Selain
melakukan pembangunan fisik, juga dilakukan pembebasan lahan warga
seluas 600 meter.
“Kita sudah negosiasi harga dengan para pemilik lahan,” tutur Nirwansyah.
Sumber: Acehtraffic.com