NewsObservasi- Isu
pelarangan adzan dan penutupan pintu masjid Al Azhar oleh pihak
keamanan ternyata tidak benar dan berdasarkan klarifikasi yang terjadi
hanya kesalahfahaman informasi. Klarifikasi serupa juga dikeluarkan oleh
pihak Al Azhar, sebagaimana dilansir oleh media online Shorouknews.
Awalnya
pemberitaan ini beredar di jejaring sosial media melalui akun Facebook
non-offical Al-Azhar University dan beberapa situs berita Mesir. Namun
berdasarkan klarifikasi beberapa saat setelah pemberitaan itu turun,
pihak terkait menyampaikan telah tejadi kesalahfahaman informasi dari
informen dan pihaknya telah menarik pemberitaan tersebut dan menyatakan
permohonan maaf.
Hari ini suasana masjid Al Azhar masih seperti
biasa, artinya tidak ada pengepungan oleh pihak keamanan demikian juga
pelarangan keluar masuk jama'ah masjid. Adzan masih berkumandang seperti
biasanya lewat sistem radio, bukan langsung dikumandangkan mu'adzin Al
Azhar. Akan tetapi menurut sumber, pemutusan
total aliran listrik memang sempat terjadi atas kebijakan pengurus
masjid. Namun setelah terjadi 'tarik ulur' akhirnya pengurus menyalakan
listrik di beberapa bagian dalam masjid dan menolak aliran listrik ke
perangkat pengeras suara.
Beberapa pihak yang kemudian melakukan
kroscek ke lapangan membenarkan tidak ada pengepungan di masjid Al
Azhar apalagi pelarangan adzan. Memang ada yang sedikit berbeda dari
hari-hari sebelumnya, ratusan civitas akademika dan ulama-ulama Al Azhar
hari ini menggelar muktamar di masjid Al Azhar menolak kudeta militer atas presiden
Mursi, yang kemudian dilanjutkan dengan aksi long march ke Rabea el Adawea. Karena muktamar ini dilakukan di dalam masjid sehingga tidak begitu mencolok ke publik.
Menurut
laporan Tim SINAI di lapangan, situasi mulai terlihat ramai beberapa
saat selepas Zhuhur. Massa peserta muktamar keluar dan bergerak menuju Masyikhah,
kantor Grand Syekh Al Azhar untuk menyuarakan aspirasi dan
mempertanyakan sikap Syaikh Al Azhar. Mereka meneriakkan yel-yel
menuntut pengembalian legitimasi presiden Mursi, membawa spanduk
bergambar foto-foto korban penembakan militer. (sinaionline)