Advertistment

 

Jakarta_OBSERVASI Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh menolak rencana Dinas Pendidikan Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, yang bakal membuat kebijakan melakukan tes keperawanan untuk siswi SMA sederajat. Nuh mempertanyakan tujuan dari kebijakan itu.

"Untuk apa? Kalau toh untuk mengetahui seseorang pernah melakukan, mohon maaf, sehingga tidak perawan lagi, terus mau diapain? Kalau sudah tahu bahwa dia telah melakukan itu, apakah tidak boleh sekolah? Atau apa?" katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (20/8/2013). 

"Terus yang laki ada enggak tes keperjakaan? Ini untuk apa? Model-model gitu menimbulkan kontraproduktif. Kalau tujuannya untuk perbaikan, ada cara lain yang lebih mulia," lanjut Nuh. 

Meski demikian, Nuh akan terlebih dulu memastikan kebenaran informasi tersebut. Jika benar, pihaknya akan mengirimkan surat edaran kepada seluruh dinas pendidikan untuk tidak membuat kebijakan yang melampaui prinsip yang berlaku umum. 

Sebelumnya diberitakan, Disdik Kota Prabumulih, Sumatera Selatan, membuat rencana tes keperawanan untuk semua siswi sekolah di Prabumulih. Tes tersebut sebagai respons terhadap maraknya kasus siswi sekolah yang berbuat mesum, bahkan diduga melakoni praktik prostitusi.

"Kami tengah merencanakan ada tes keperawanan untuk siswi SMA sederajat. Dana tes itu kami ajukan untuk APBD 2014," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Prabumulih HM Rasyid, Senin (19/8/2013).

Rasyid mengakui, rencana Disdik tersebut rentan disalahartikan dan bakal mendapat kecaman pelbagai pihak. Disdik juga sempat takut rencana kebijakan itu bakal dicap melanggar hak asasi para siswi.

"Masalah keperawanan adalah hak asasi setiap perempuan. Tapi, di sisi lain, kami berharap seluruh siswi tak terjerumus ke hal negatif. Karena itu, kami tetap mewacanakan kebijakan itu untuk digelar tahun depan," ujarnya.(Kompas)
 
Top