OBSERVASI | ACEH BESAR:
Puluhan warga kecamatan Lhoknga yang tergabung dalam persatuan
Kontraktor lokal, Minggu (29/9) mendatangi
Pabrik Semen Andalan Indonesia (PT.
Lafarge) yang berlokasi di kawasan lhoknga- Aceh Besar, dan menuntut agar pihak
PT.Lafarge, segera menghentikan operasi alat
berat jenis Cram displand, yang baru di
datangkan oleh salah satu perusahaan
rekanan dari Medan.
Para Kontraktor ini menuding
bahwa pihak PT.Lafarge, tidak transparansi dalam melakukan pelelangan
tender dan sudah mengabaikan kemampuan pengusaha lokal
yang berdomisili di Kecamatan Lhoknga, “ seharusnya PT . Lafarge , lebih
perduli dengan pengusaha lokal, dan lebih terbuka dalam proses tender yang dilakukan,
” kata Kiwi, utusan persatuan kontraktor lokal, kecamatan Lhoknga,
kepada awak media dalam jumpa pers di
lhoknga , Senin malam (30/9).
Menurut Kiwi, pengusaha lokal tidak dapat mentolerir, akan
keputusan yang di ambil oleh pabrik Semen Andalas
itu, karena tidak sesuai dengan
kesepakatan bersama antara masayarakat
lhoknga dan PT.Lafarge, yang pernah diikrarkan beberapa waktu lalu, sebelum
proses tender dilakukan,” komitmen awal memang
tidak dibolehkan tender ini untuk
perusahaan luar Aceh,” terangnya.
Aksi protes warga pengusaha
Lhoknga ini, diterima Manager Pland PT. Lafarge, D Holle, sebanyak enam orang utusan di izinkan memasuki lokasi pabrik dan
bertemu direksi PT.Lafarge, dalam dua season, yaitu, minggu malam, dan
hari senin.
Namun negosiasi
yang dilakukan dalam dua waktu terpisah itu, ternyata tidak menghasilkan
keputusan apa pun, “ mereka (PT.Lafarge) terlalu berbilit-bilit,” ungkap salah
satu utusan seusai menghadiri pertemuan
itu.
Warga mengaku, harapan tersebut
akan terus diperjuangkan guna mendapatkan hak warga sebagaimana yang telah
dijanjikan oleh perusahaan tersebut
dalam rangka mewujudkan kemakmuran bagi
warga lokal dilingkungan pabrik dimaksud,” kami akan terus berjuang,
karena itu adalah hak warga untuk mendapat kemakmuran,” pungkas Kiwi.
Aksi protes ini, baru dibubarkan
sekitar jam20.00 wib , Senin malam, setelah dua hari melakukan diskusi dengan pihak
PT.Lafarge. berdasaran informasi yang di himpun wartawan, aksi ini sudah pernah
dilakukan pada awal September lalu, dengan tuntutan yang sama, dan pihak PT.
Lafarge, sudah menghentikan operasional Cram Displand, beberapa hari. Namun selanjutnya
alat berat pengangkat benda berkafasitas berat ini, kembali di operasikan
dengan menukar alat lainnya, sedangkan perusahan yang mengelolanya masih atas
nama perusahaan sebelumnya.
Pihak PT.Lafarge, yang di coba
hubungi wartawan, terkait dengan protes warga lhoknga tersebut, hingga berita
ini di turunkan belum dapat dikonfirmasi,
alasanya direksi tidak membernarkan wartawan memasuki lokasi pabrik Semen itu,
Cut Soraya, bagian Humas yang dihubungi
melalui saluran telpon selulernya, juga
tidak berhasil dimintai konfirmasinya.
Liputan: darwin