Aksi memperingati 9 tahun kematian Munir di Banda Aceh. |
OBSERVASI | BANDA ACEH :
Puluhan
mahasiswa dan aktivis Hak Asasi Manusia melakukan aksi diam untuk
memperingati kematian aktivis HAM Munir yang ke-9 di kawasan Simpang
Lima Banda Aceh, Sabtu sore, 7 September 2013.
Aksi tersebut dilakukan dengan memakai
topeng bergambar Munir serta berpakain pocong dengan kalung batu nisan
bertuliskan nama Munir.
Koordinator aksi Novrizal Juanda
mengatakan aksi diam tersebut dilakukan sebagai refleksi terhadap
diamnya pemerintah selama ini terhadap penindasan dan pembunuhan
terhadap aktivis yang memperjuangkan hak asasi manusia selama konflik
Aceh.
Dia mengatakan, dalam momen meninggalnya
Munir, mereka mendesak Pemerintah Aceh untuk secepatnya menyelesaikan
kasus pelanggaran HAM di Aceh dan membentuk Komisi Kebenaran dan
Rekonsiliasi (KKR) Aceh.
Beberapa pengikut aksi terlihat
membagikan selebaran “Kita Melawan Lupa” kepada pengguna jalan yang
melewati kawasan Simpang Lima Banda Aceh. Selebaran tersebut berisikan
kekecewaan karena tidak adanya jawaban terhadap kematian Munir dan tidak
adanya keadilan dari Pemerintah Indonesia terhadap kematian Munir. v
“Aksi diam ini juga akan berlanjut
sampai ke kantor Gubernur Aceh untuk menaburkan bunga untuk mengingatkan
pemerintah tentang matinya keadilan,” akta Novrizal Juanda.
Dia mengajak seluruh masyarakat Aceh dan
Indonesia untuk melawan lupa. “Masih banyak kasus pelanggaran HAM di
Aceh yang belum diselesaikan. Kita rakyat akan selalu melawan untuk
menegakkan keadilan dan kebenaran. Selama keadilan belum tegak,
Munir-Munir yang lain akan selalu ada di setiap diri pejuang hak asasi
manusia,” kata dia.