Banda Aceh, NEWS OBSERVASI - Wakil Gubernur (Wagub) Aceh, Muzakir Manaf mengharapkan Musyawarah
Besar (Mubes) ke-2 Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) selama tiga hari di
Asrama Haji Banda Aceh mulai hari ini Jumat (29/11), harus melahirkan
rekomendasi penting untuk penegakan syariat Islam di Aceh, bahkan
menjadi contoh bagi dunia Islam.
Wagub menyampaikan hal ini di hadapan 700 ulama dayah Se-Aceh,
akademisi, anggota DPR-RI daerah pemilihan Aceh, dan tokoh-tokoh lain
saat membuka Mubes ke-2 HUDA di Asrama Haji Banda Aceh, tadi malam.
“Mudah-mudahan dengan Mubes ini melahirkan satu rekomendasi tak hanya
untuk kepentingan HUDA sendiri, melainkan kepentingan Syariat Islam di
Aceh yang juga bisa dicontoh umat Islam secara internasional,” harap
Wagub.
Meski begitu, Wagub mengakui sangat terbatas waktu bagi para ulama
dayah mengevaluasi Syariat Islam di Aceh dalam pertemuan yang singkat
ini. “Karena itu, ke depan Mubes HUDA ini saya rekomendasikan untuk
dilakukan setahun sekali,” ucap Wagub yang disambut tepuk tangan.
Menurutnya, Mubes HUDA ini juga diperlukan untuk menyamakan persepsi,
khususnya tentang Syariat Islam di Aceh antara ulama dan umara.
Menyangkut dengan penyebutan Syariat Islam menjadi Dinul Islam, Wagub
mengimbau agar jangan ada polemik tentang itu karena hal ini hanya
sebutan saja. “Yang penting tujuannya sama difokuskan untuk penegakan
Islam di Aceh,” ujar Wagub.
Tadi malam saat pembukaan Mubes ini, antara lain juga hadir para
pemateri yang akan tampil pada seminar internasional dalam rangka Mubes
ini, yaitu Dr Syekh Salim Alwan Alhasani (Grand Mufti Darul Fatwa
Australia) dan Dr Syekh Akhmed Tamim (Mufti Ukraina). Selain itu juga
hadir sejumlah anggota DPR-RI daerah pemilihan Aceh.(Atn)