Aceh, NEWS OBSERVASI - Usia 18 tahun harusnya menjadi usia emas bagi seorang remaja, apalagi bagi laki-laki. Tapi masa indah ini tak bisa dinikmati oleh Azhar. Meski sudah berusia 18 tahun, tapi kondisinya tak seperti anak muda lainnya, Azhar justru seperti seorang balita yang belum bisa berjalan dan berbicara.
Salamah (45), sang ibu pun tak mengerti apa penyebab kondisi tubuh Azhar tumbuh tidak normal seperti itu. Menurut Salamah, sejak lahir hingga berusia 2 tahun, pertumbuhan Azhar sama dengan anak normal lainnya. Namun menginjak usia ke-3, tubuh Azhar mulai terlihat makin kurus, enggan makan dan sering menderita demam panas dan kejang.
"Kami tidak mengerti, saat itu, jika tubuhnya panas, kami hanya bawa ke mantri kesehatan saja dan diberi obat sekadarnya," jelas Salamah.
Hingga memasuki usia ke-18 saat ini, sebut Salamah, kondisi Azhar tidak bisa digambarkan lagi. Tubuhnya hanya tinggal kulit pembalut tulang. Kondisi malnutrisi yang diderita Azhar tidak pernah tersentuh penanganan medis. Azhar pun menderita lumpuh.
"Bawa ke rumah sakit tidak ada biaya, jadi kami pernah berobat ke mantri dan puskesmas saja, tapi dikasih obat-obat begitu saja, tidak memberi pengaruh apapun apalagi kesembuhan," ujar Salamah, Senin (27/1/2014).
Kondisi yang semakin parah pasca-meninggalnya sang suami setahun lalu, membuat Salamah putus asa. Sejak sepekan lalu dia memutuskan untuk mencari peruntungan ke Banda Aceh. Dari desa kelahirannya di Geulumpang Minyeuk, KecamatanMutiara Timur, Kabupaten Pidie, Azhar diboyong ke rumah sang paman di Banda Aceh. Di sebuah dipan yang sudah tua, bahkan hanya dengan kasur yang tidak terasa lagi busanya, Azhar tidur dan beraktivitas di sana.
Sesekali ia menangis jika diajak berbicara tentang kenangan bersama sang ayah yang sudah meninggal dunia. Bagi Azhar, sang ayah adalah sosok yang luar biasa. Selain sebagai ayah, juga sebagai teman bermain bagi Azhar.
"Azhar memang dekat dengan ayahnya, dan semenjak ayahnya meninggal semakin membuat dia shock," ujar sang Paman, Syukri Adam.
Menurut Syukri Adam, semua model pengobatan sudah pernah dijalani Azhar, meski tidak maksimal. "Secara medis sudah, alternatif juga sudah, tapi belum ada kesembuhan, dan saat ini rasanya sudah enggan juga mau berobat ke rumah sakit, mungkin juga tidak akan ada perubahan lagi," ujar Syukri Adam.
Menurut Syukri Adam, kini Azhar dan Salamah hanya berharap ada yang memberi bantuan kepada mereka untuk bisa bertahan hidup. "Azhar punya dua saudara laki-laki lainnya dan sudah berkeluarga, tapi mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa, karena mereka juga terbatas dan tidak memiliki penghasilan yang cukup, bahkan untuk keluarga mereka sendiri sekalipun," kata Syukri.
Di dipan lusuh itu, Azhar tidak ampu berbuat apa-apa, tubuh kurus, yang hanya terlihat kulit pembalut tulang. Harapan sembuh dan bisa tumbuh normal, terlihat dari matanya yang bulat. Tapi entah dengan Salamah, sang ibu yang kini nyaris berputus asa.(Kompas.com)