NEWS OBSERVASI - HAMPIR seperempat abad Agusnilawati mengabdikan dirinya sebagai tenaga honorer di Taman Kanak-kanak (TK) 4 Putra Ajun, Aceh Besar.
23 Tahun, bukanlah waktu sesaat. Selama itulah ia curahkan waktu dan tenaganya untuk mendidik anak negeri ini, hingga banyak di antara mereka yang telah berhasil dalam kariernya. Ada yang sudah jadi polisi, jaksa, dan PNS di berbagai instansi di Aceh.
Namun sebaliknya, nasib baik itu belum berpihak ke Agusnilawati yang kini telah berumur 45 tahun. Pengabdiannya yang begitu panjang malah tak lagi memberi kesempatan baginya untuk menjadi PNS karena umurnya sudah melampaui batas yang diizinkan, yakni 35 tahun, untuk bisa ikut tes CPNS.
Begitupun, harapannya untuk menjadi PNS sempat berbinar ketika ia dengar pernyataan Menpan RB, Ir Azwar Abubakar yang menyebutkan tenaga honorer yang diprioritaskan lulus adalah mereka yang sudah lama mengabdi dan usianya hendak menjelang deadline.
Namun, sepertinya harapan itu kini sirna karena Agusnilawati dan tenaga honorer lain yang telah lama mengabdi menjadi PNS, ternyata tidak lulus saat hasil seleksi honorer K2 se-Aceh diumumkan, Selasa (18/2) malam lalu.
Menurut Agusnila, hanya keajaiban dan keterbukaan hati pemimpin negeri inilah yang mungkin akan bisa membuat impian Agunila menjadi PNS terwujud di tahun-tahun mendatang.
Saat menceritakan kisah pahit yang dialaminya itu kepada Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah, Agusnila terus menangis sesungukan, Kamis (20/2) kemarin di Gedung DPRA.
Ia berkisah bahwa pertama kali mengabdi sebagai tenaga honorer di TK tahun 1990 dengan gaji Rp 5.000, lalu bertambah jadi Rp 200 ribu. Sekarang sudah Rp 500 ribu. Ia tetap sangat mengimpikan jadi PNS. Dengan menjadi PNS, dia berharap standar hidup layak akan mampu dia gapai.
Agusnila juga bercerita bahwa beberapa waktu lalu ia bertemu mantan muridnya di TK. Anak itu sekarang sudah menjadi polisi. Ia menanyakan status pekerjaan mantan gurunya itu. “Saya coba kuatkan hati untuk ikhlas mengatakan bahwa saya masih honor dan belum diangkat jadi PNS. Tapi, bagaimanapun saya tetap bangga dan senang melihat anak didik saya yang dulu kecil-kecil, kini telah berhasil dalam kehidupan dan kariernya,” ujar Agusnilawati menitikkan air mata.
Agusnilawati dan ratusan tenaga honorer lainnya yang telah belasan bahkan puluhan tahun mengabdi tetap menaruh harapan besar agar suatu saat mereka bisa menjadi PNS. Semoga ada kebijakan khusus dari pemerintah yang memihak kepada mereka. (Atn)