Lhokseumawe, NEWS OBSERVASI –
Bantuan Pemko Lhokseumawe untuk pemberdayaan para petani padi di Desa
kandang kecamatan Muara Dua Kota Lhokseumawe berujung tidak maksimalnya
hasil panen padi di lahan penerima dari bantuan Pemko Lhokseumawe, hal
ini disinyalir karena tidak adanya pembinaan teknis lanjutan pasca
bantuan terhadap bibit dan pengolahan lahan dari Dinas Kelautan,
Perikanan dan Pertanian (DKPP) Kota Lhokseumawe terhadap para petani
yang kembali memulai menanam padi pasca konflik yang berkepanjangan di
Aceh.
Hal
tersebut disampaikan oleh Tgk Muhammad Thaib (55) salah seorang petani
yang Wartawan temui dilokasi Panen Perdana tersebut” bantuan dari
Pemko Lhokseumawe terhadap ratusan Petani di Kemukiman Kandang ini
terasa sia-sia karena tidak diiringi dengan pembinaan teknis dari Dinas
Terkait” ungkap M. Thaib yang juga menjabat sebagai kepala Dusun Mesjid
di kemukiman Kandang Kecamatan Muara Dua.
“Dari
100 hektar lahan tadah hujan yang ada, hanya sekitar 50 % yang bisa
mencapai masa panen, itupun hasilnya kurang maksimal, malah ada sejumlah
petani yang membiarkan lahan pertanian yang telah ditanaminya terlantar
karena hasil panen tidak mencukupi untuk membiayai ongkos produksi dan
pengolahan lahan lanjutan seperti lahan milik Tgk Hasyim yang diserang
hama penyakit, dari pada membuang waktu dan tenaga serta merugi lebih
baik tidak dilanjutkan”papar M Thaib.
Ditambahkan”
Harapan kami para petani agar Dinas terakait membantu pembinaan pasca
bantuan bibit dan olah lahan, karena kami sudah lama sekali tidak
menanam padi, jadi selama ini kami gamang tidak tahu harus mengadu
kemana apabila padi kami diserang penyakit dan hama, terpaksalah kami
bertanya kepada siapa saja agar padi kami tidak sia-sia, akhirnya
seperti inilah hasilnya” sesalnya.
Terkait
dengan tudingan terhadap kinerja DKPP Wartawan mencoba menghubungi
Kepala Dinas DKPP Drh. Rizal tidak berhasil mendapatkan keterangan resmi
karena dirinya sedang ada tamu dari Jakarta” besok saja konfirmasinya
lagi ada tamu dari jakarta “ kata drh Rizal. (Ja)