NEWS OBSERVASI - Meningkatnya jumlah remaja hamil muda di Kamerun, Afrika membuat sekelompok ibu melakukan tindakan ekstrim. Mereka 'menyetrika' payudara sang putri agar tak terlihat menggoda.
Dikutip dari mata najwa TRANS TV, Senin (10/02/2014), beberapa ibu mengaku telah 'menyetrika' payudara anak perempuannya dengan alu panas. Dengan melakukan hal ini, para ibu berharap agar payudara sang putri tidak terlihat menggoda bagi laki-laki.
Pada survei yang dilakukan tahun 2006, setidaknya 1 dari 4 gadis muda di Kamerun, Afrika Tengah pernah mengalami hal tersebut. Aksi ini dilakukan untuk mencegah anak dari risiko hamil muda. Namun, tetap saja banyak dari remaja putri yang telah disetrika payudaranya, hamil pada usia muda.
Tradisi ini tentunya menimbulkan ketakutan secara fisik dan emosional. Untuk mengatasi hal tersebut, muncul gerakan sosial untuk mengatasi aksi yang kontroversial ini. Generasi muda Kamerun percaya, peningkatan jumlah kehamilan usia dini bisa diatasi dengan pendidikan seksual tanpa perlu ada tindak kekerasan.
Memperbaiki komunikasi yang baik antara ibu dan anak juga dipercaya menjadi salah satu solusi. "Yang merusak gadis Kamerun di masyarakat adalah ibu yang tidak mau berkomunikasi dengan putrinya. Mereka tak pernah berdiskusi. Banyak ibu yang cuek dan tidak tahu cara berkomunikasi dengan putrinya," ujar Georgette Taku, salah satu aktivis gerakan nasional di Kamerun, 'Association of Aunties' yang menggelar berbagai workshop tentang kesehatan reproduksi.
Salah satu peserta workshop, Terisia, hamil ketika berusia 15 tahun. Ia mengaku ibunya telah 'menyetrika' payudaranya sejak ia berusia 9 tahun. Terisia percaya jika dulu ia bisa mendapat edukasi yang cukup soal seks, kemungkinan kehamilannya pada usia dini bisa dihindari.
Setelah 14 tahun berlalu, luka bekas 'setrika' di payudara Terisia masih terasa sakit. Bahkan menurut para dokter, operasi pun belum tentu bisa menyembuhkan luka tersebut.
Walau jalannya belum tentu mudah, Taku bersama organisasinya terus berusaha untuk menyebarkan kampanye kesehatan reproduksi ke para ibu dan putrinya ke seluruh Kamerun. "Tidak mudah mendekati ibu yang pernah menyetrika payudara anaknya. Mereka menganggap hal tersebut sebagai tradisi. Sebagai hal yang turun temurun dilakukan," jelas Taku. (Redaksi)