Advertistment

 

NEWS OBSERVASI - Belasan wanita muda tampak tekun menatap layar monitor di sebuah perumahan dalam Kota Banda Aceh. Mereka mayoritas memakai baju merah dengan jilbab yang berwarna sama pula. Canda dan tawa kadang terdengar di tiap sudut. Demikian juga saat kilatan cahaya kamera muncul. Mereka yang tadinya tampak fokus, tiba-tiba berubah narsis. “Bagus kagak? Kalau enggak ulang ya,” ujar salah satu di antara mereka. Wanita ini coba tampil imut dengan pose nempel bibir dengan rekan-rekannya yang lain. Saat sedang tampil narsis, telepon genggam milik wanita muda tersebut tiba-tiba berdering. Sang wanita tadi langsung menjawab dengan raut wajah berubah serius. “Bang ini ada saksi yang hanya mau melapor suara Partai Aceh. Sedangkan suara Partai lain tidak mau dia. Awak nyan ka talo, keupeu ta tuleh sare, begitu kata dia,” lapor wanita tadi setelah berbicara hampir 5 menit dengan lawan bicaranya. 

Wanita ini melapor pada salah seorang pria yang lewat di depannya. Pria ini juga senior di bidang. Namun lelaki tadi hanya tersenyum tipis. Dia memakai baju khas Partai Aceh. Dalam struktur tim, pria ini bertugas sebagai supervisor bagi belasan wanita tadi. “Coba rayu Bapak itu. Nanti pasti mau dikasihnya,” ujar pria tersebut dengan tersenyum. Sedangkan sang wanita tadi hanya bisa mengangguk kecil kemudian kembali ke tempat duduknya semula. Menjelang magrib, Rabu malam, para wanita muda ini minta izin pulang.

 “Kita mau mandi dan ganti baju dulu. Lagian ini masih perhitungan suara hingga malam nanti. Belum banyak data yang masuk,” kata salah seorang di antaranya. Setelah hampir 45 menit berlalu, ternyata para wanita muda tadi kembali ke lokasi kerja. Namun kali ini, mereka memakai pakaian biasa. Beberapa di antaranya sempat menyelipkan kain sarung dan bantal dalam tas. Ada juga yang membawa boneka kecil. “Semalam mereka tidur di lantai. Malam ini, persiapannya lebih matang kayaknya,” kata salah seorang pria lainnyas. 

Dia juga supervisor untuk bidang tersebut. Menurut dia, para wanita ini adalah pekerja di balik hasil real quick count Partai Aceh. “Mereka yang menelpon saksi di lapangan dan mengurus database,” ujar lelaki yang tidak mau disebutkan namanya tersebut. Mengurus para saksi Partai Aceh, kata dia, bukanlah perkara gampang. “Ada bermacam kejadian. Namun begitu mendengar suara mereka (wanita muda tadi-red) merdu begitu, hati para saksi di lapangan luluh serta bekerja dengan cepat,” kata lelaki tadi lagi dengan tersenyum. 

Koordinator Quick Count Partai Aceh, Faisal Saifuddin, hitungan cepat yang dilakukan oleh pihaknya bersifat real quick count. Dimana, hasil yang diperoleh berasal dari semua TPS yang ada di Aceh dan data diambil dari para saksi Partai Aceh. Hingga Kamis dini hari tadi, Partai Aceh masih memimpin dengan perolehan suara yang sangat mencolok dibandingkan dengan partai lainnya. “Karena perhitungan suara baru di TPS baru selesai malam hari, maka hasilnya juga lebih lamban,” kata Faisal. (AP)
 
Top