Advertistment

 

Aksi Wartawan solo. merdeka.com 

Riau, NEWS OBSERVASI - Ungkapan tak pantas terlontar dari mulut Gubernur Riau, Annas Maamun kepada wartawan, saat ditanyai seputar dugaan nepotisme, Rabu (16/4) lalu, berujung pada aksi unjuk rasa puluhan mahasiswa Universitas Riau. Puluhan mahasiswa Universitas Riau tersebut mendesak Annas Maamun untuk meminta maaf atas ucapan tak pantas yang disampaikan kepada wartawan. 

Mereka melakukan aksi unjuk rasa dengan membawa sejumlah spanduk yang tertulis sebuah pernyataan mendesak gubernur agar segera meminta maaf atas perilaku tak pantas kepada wartawan beberapa waktu lalu.

"Sebagai seorang gubernur, harusnya beliau mampu untuk menjaga kewibawaan dan bukan berbicara asal keluar saja tanpa dipikirkan," kata Rasyid Ahmad selaku koordinator aksi unjuk rasa yang dilakukan di depan Kantor Gubernur Riau, seperti dikutip dari Antara, Selasa (22/4).

Saat itu Annas di tanyai oleh wartawan usai acara pelantikan putri keduanya sebagai pejabat eselon IV Pemprov Riau, perihal pengangkatan tiga anak kandung, menantu, dan iparnya menjadi pejabat di Pemerintahan Provinsi Riau pada pekan lalu.

Annas melantik anaknya, Fitriana sebagai Kepala Seksi Mutasi dan Non Mutasi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Riau. Sedangkan anak ke sembilannya, Winda Desrina, dilantik menjadi Kepala Seksi Penerimaan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Daerah Riau.

Dia juga melantik saudara lainnya bernama Syaifuddin menjadi Kepala Sub Bagian Tata Usaha Bagian Kas Daerah Biro Keuangan Setdaprov Riau. Anak kandungnya yang baru berusia 27 tahun, Noor Charis Putra, juga diangkat sebagai Kepala Seksi Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum (PU).

Selain itu, mantan Bupati Rokan Hilir yang baru menjabat Gubernur Riau selama dua bulan ini juga mengangkat menantunya Maman Supriadi sebagai Manajer Klub Sepakbola milik Pemda Riau, PSPS Pekanbaru.

Gerakan mahasiswa ini dikabarkan sempat mendapat intimidasi dari sejumlah pihak pendukung Gubernur Riau.

"Harusnya kami bergerak pagi tadi, namun karena ada intimidasi kemudian diundur hingga siang," kata seorang pengunjuk rasa. (Merdeka)
 
Top