Advertistment

 


Bandung, NEWS OBSERVASI - Sejumlah koruptor penghuni Penjara Sukamiskin, Bandung, mengungkapkan kesan mereka ihwal para calon presiden yang kini malang-melintang disorot media, seperti Joko "Jokowi" Widodo, Prabowo, dan Aburizal "Ical" Bakrie, Rabu 9 April 2014. Berikut ungkapan beberapa diantara mereka.

Terpidana 7 tahun penjara kasus korupsi perpajakan Gayus Tambunan mengungkapkan, ketakjubannya ihwal dukungan publik terhadap calon PDI Perjuangan, Joko Widodo. "Kalau (lihat dukungan) Jokowi sudah nggak ketahan, nggak terbendung,"ujarnya di penjara Sukamiskin Bandung, Rabu 9 April 2014.

Namun begitu, Gayus nampak malu-malu mengutarakan dukungan pribadinya atas salah satu calon presiden. "Aku ikut arus sajalah,"ucapnya.

Terpidana korupsi duit upah pungut, eks Bupati Subang, Eep Hidayat, mengaku, dia memihak calon presiden sipil dan bukannya eks militer berpangkat jenderal. "Saya kapok. Dua kali presiden-nya jenderal (Suharto dan Susilo B. Yudhoyono) saya dirugikan. Saya ingin berjuang buat presiden sipil, bukan bekas jenderal,"ujarnnya.(Baca : Nazaruddin: Caleg yang Ngaku Baik, Banyak Bohongnya)

Koruptor dana Wisma Atlet, M. Nazarudin, punya pendapat berbeda. Ia emoh menyebut saat ditanya tanggapan ihwal para Capres. Yang mesti dicari, kata dia, pemimpin yang baik dan jujur. "Jangan pemimpin yang pura-pura baik, makin dia banyak mengaku baik, makin banyak bohongnya. Nanti malah ngerampok uang rakyat lebih banyak lagi,"ujarnya.

Begitupun terpidana korupsi duit APBD, eks Gubernur Sumatera Utara Syamsul Arifin soal pencalonan Jokowi, Prabowo, dan Ical. "Bagus-baguslah, masih ada yang mau memimpin republik ini,"ujar Syamsul. "Yang penting negara ini kembali ke Pancasila dan UUD 45, jangan sampai negeri ini tidak jelas arahnya."

Koruptor duit APBD, bekas Walikota Bekasi Mochtar Mohamad, mengaku pendukung Jokowi. "Aku masih PDIP. Saya pemimpin lasykar pendukung Jokowi di Bekasi. Aku mendukung Jokowi,"kata dia.

Sumber di Penjara Sukamiskin, Bandung, menyebutkan, partai pemenang pemungutan suara di TPS tunggal penjara khusus koruptor itu adalah Partai Golkar. (tempo)
 
Top