NEWS OBSERVASI: Gadis di bawah umur dicabuli berkali-kali oleh tetangganya di Desa Cipatat, Kecamatan Kecamatan Cipatat, Bandung Barat. Akibat perbuatan pelaku yang dipanggil Si Kumis, gadis di bawah umur yang masih duduk di kelas 5 sekolah dasar itu enggan bersekolah. Dia takut akan diolok-olok teman-temannya.
Peristiwa yang menimpa Neneng (nama samaran) itu terjadi sejak Juni lalu. Sang pelaku, Andri (40) yang bekerja sebagai buruh bangunan itu membujuk gadis di bawah umur untuk melakukan perbuatan asusila.
Sebanyak kurang lebih empat kali gadis di bawah umur ini dicabuli di rumahnya atau rumah kosong di komplek perumahannya.
Perbuatan bejat Andri baru diketahui keluarga saat Neneng mengeluhkan sakit setiap usai buang air kecil pada kemaluannya.
Kepada keluarga, Neneng sulit mengungkapkan apa yang telah menimpanya. Baru setelah didesak, Neneng menerangkan peristiwa nahas itu.
Kontan, pihak keluarga marah kepada pelaku yang telah lama mereka kenal. Andri kemudian dilaporkan ke Kepolisian Sektor Cipatat. Andri kemudian ditangkap pada Senin (25/8) malam. Neneng pun kemudian menjalani visum.
Sejak peristiwa itu terungkap, Neneng takut bersekolah. Ia malu bertemu teman-temannya. Pasalnya kabar tentang peristiwa memalukan itu telah menyebar di sekolahnya.
Untuk penyembuhan trauma psikis korban, kini ditangani Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (BP3AKB) KBB, dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi Jawa Barat (P2TP2A) KBB.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada BP3AKB KBB, Nur Djulaeha bersama beberapa orang stafnya sempat menjenguk untuk mengetahui kondisi psikis Neneng, Selasa (26/8/2014). Menurut Nur, kejiwaan Neneng terguncang sehingga perlu ditangani oleh seorang psikiater.
“Rencananya besok akan kita bawa ke psikiater atau jika tidak maka psikiaternya yang kita bawa ke rumahnya. Korban perlu ditangani jangan sampai dibiarkan berlarut-larut. Terutama bagimana memulihkan rasa percaya dirinya supaya bisa kembali bersekolah. Kami tidak mau Neneng putus sekolah,” kata Nur.
Sumber: latmerah.co.id