Advertistment

 

Lhokseumawe,NEWS OBSERVASI: Satpol PP Kota Lhokseumawe menjaring 10 siswa asal Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe yang dipergoki membolos dari sekolah dari sejumlah lokasi, Selasa (14/10). Dari 10 siswa tersebut, dua diantaranya malah ditangkap di sebuah warnet kala sedang menonton film Porno. Keduanya berinisial Jua asal sebuah SMK di Lhokseumawe dan Sya asal sebuah SMA di Lhokseumawe. Menindaklanjuti temun tersebut, Satpol PP juga menyita satu unit monitor komputer milik warnet tersebut yang sedang digunakan kedua siswa dimaksud.

Kasatpol PP dan WH Kota Lhokseumawe, Irsyadi, menjelaskan, razia dalam upaya mendukung kedisiplinan pelajar di Lhokseumawe tersebut dimulai sekitar pukul 09.30 WIB ke kawasan Pantai Ujong Blang. Di Pantai Ujong Blang, Satpol PP berhasil menjaring tiga pelajar dari sebuah SMP di Aceh Utara. Lalu dilanjutkan razia ke sebuah warnet di Jalan Darusalam. Di warnet tersebut, Satpol PP hanya menjaring satu siswa dari sebuah  SMA swasta di Lhokseumawe.

Setelah itu razia itu dilanjutkan razia ke sebuah warnet lainnya di kawasan Cunda. Di lokasi terakhir ini, Satpol PP berhasil mengamankan enam siswa, dua diantaranya malah dipergoki sedang asyik menikmati tayangan film panas.

Menurut Irsyadi, khusus bagi pelajar asal Aceh Utara, telah dipanggil kepala sekolahnya untuk dikembalikan. Serta bagi ketiga pelajar tersebut diwajibkan membuat surat pernyataan untuk tidak lagi ke Kota Lhokseumawe saat sedang jam belajar.

Khusus bagi para siswa di Lhokseumawe, baik yang ketangkap hanya karena bolos ataupun nonton film mesum, langsung dibina dan membuat surat pernyataan tidak mengulangi lagi perbuatan tersebut, lalu sekitar pukul 11.30 WIB diantar kembali ke sekolah masing-masing.

Untuk warnet yang monitornya disita, sebut Irsyadi, pihaknya akan segera melakukan pemanggilan pemilik. Karena jelas pemilik warnet tersebut telah melanggar aturan dalam Edaran Gubernur Aceh Nomor 2 tahun 2014 tentang penertiban cafe dan internet di Aceh. “Nanti saat kita panggil awalnya akan dimintai surat  izin operasi, serta juga akan mempertanyakan kenapa sampai bisa diekses film tersebut oleh anak-anak sekolah. Bila memang adanya unsur pembiaran dari pengelola internet, maka bisa saja izin operasinya akan dicabut,” demikian Irsyadi.
 
Sumber: prohaba.co
 
Top