NEWS OBSERVASI: Ulama Aceh menilai wajar rakyat Aceh marah kepada Perdana Menteri Australia Tony Abbott, karena sikapnya yang mengungkit bantuan tsunami sangat bertentangan dengan budaya Aceh dan nilai Islam.
“Dalam Islam, mengungkit-ungkit bantuan yang sudah diberikan sangat dilarang,” kata Ketua PW Nahdlatul Ulama Aceh, Teungku Faisal Ali kepada wartawan di Banda Aceh, Selasa (24/2/2015).
Terlebih lagi bantuan kemanusian itu diungkit untuk membebaskan dua gembong narkoba dari hukuman mati. Menurutnya, ini jelas menyinggung masyarakat Aceh yang mayoritas Islam, karena merasa Abbott telah mempermainkan mereka.
Faisal mendukung aksi penggalangan koin untuk Australia sebagai bentuk protes dan memberi pelajaran kepada Abbott.
Saat tsunami menerjang Aceh 26 Desember 2004, bukan hanya Australia yang membantu Aceh tapi juga negara-negara lain di dunia menunjukkan solidaritasnya. Tapi, bantuan itu tak pernah diminta oleh Aceh.
“Aceh sangat menghargai bantuan orang lain, tapi perlu diingat itu bukan karena kita mengemis, bukan karena meminta,” ujar Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh itu.
Faisal menyarankan Abbott segera meminta maaf kepada rakyat Aceh. “Dalam Islam, kalau ada yang minta maaf sudah seharusnya memberi maaf, dan tidak menyinggung lagi kata-kata yang salah,” ujarnya. (okezone)