NEWS OBSERVASI: Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf mengajak masyarakat dataran tinggi Gayo, penggemar batu dan kolektor batu alam Aceh agar tetap menjaga dan merawat lingkungan alam. Harapannya, pencarian batu alam Aceh tetap dilakukan secara tradisional.
“Peluang ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai sumber penghasilan ekonomi baru masyarakat tapi jangan sampai merusak lingkungan,” kata Mualem, sapaan akrab H Muzakir Manaf, di sela-sela pengukuhkan pengurus organisasi masyarakat Front Pembela tanah Air (PETA) Aceh Tengah Periode 2015-2020, di Gedung Olah Seni (GOS) Takengon, Aceh Tengah.
Mualem mengatakan kekayaan batu alam Aceh yang berlimpah merupakan rahmat Allah yang diberikan untuk rakyat Aceh. Batu yang ada di perut bumi Aceh bukan hanya giok, cempaka atau jenis idocrase lainnya, tapi juga ada jenis kecubung, lavender, lumut, belimbing, delima dan sebagainya.
Menurutnya semua jenis batu itu kini banyak diburu oleh pecinta batu di Indonesia karena keindahannya yang sangat memikat. Bahkan dalam beberapa lomba di tingkat nasional, batu Aceh kerap sekali keluar sebagai pemenang.
“Itulah rahmat Allah yang telah diberikan kepada kita, bangsa Aceh, harus kita syukuri. Tapi saya ingatkan, agar jangan kita rusak hutan gara-gara batu,” katanya.(atjehpost)