NEWSOBSERVASI: Gerhana bulan total yang terjadi pada Sabtu, 4 April 2015, punya keistimewaan tersendiri. "Ini merupakan seri gerhana bulan tetrad ketiga dalam milenium ketiga," kata narator Planetarium dan Observatorium DKI Jakarta Cecep Nurwendaya, Sabtu, 4 April 2015, di Planetarium, Cikini, Jakarta Pusat.
Cecep menjelaskan gerhana bulan tetrad adalah untaian empat gerhana bulan total yang berlangsung secara berurutan. Keempat gerhana bulan total tersebut terjadi pada 15 April 2014, 8 Oktober 2014, 4 April 2015, dan 28 September 2015.
"Untaian gerhana bulan tetrad tergolong langka, dalam seribu tahun di millenium ketiga ini terdapat 32 kali fenomena tersebut," kata Cecep.
Fenomena astronomis berupa gerhana bulan menjadi peristiwa yang menarik untuk diamati dan dipelajari. Peristiwa tersebut juga bisa digunakan untuk mengecek ketepatan perhitungan ephemeris (koordinat benda langit).
Selain itu, gerhana bulan total juga menyebabkan fenomena alam lainnya yaitu terjadinya pasang air laut dalam kondisi maksimum.
Pasang air laut maksimum terjadi karena posisi bulan, bumi, dan matahari tepat berada satu garis. Cecep menjelaskan besar gravitasi bulan saat terjadi gerhana bulan total adalah dua kali gravitasi matahari.
Sehingga, total gaya gravitasi terhadap bumi menjadi tiga kali. "Pada saat itu pengaruh gaya gravitasi matahari dan bulan menimbulkan pasang laut maksimum," kata Cecep.
Di Jakarta, gerhana bulan parsial akan berlangsung dengan durasi 3 jam 29 menit. Sementara durasi gerhana bulan total akan berlangsung dalam waktu 5 menit.
Awal gerhana total terjadi pukul 18.57 WIB dan berakhir pukul 19.02 WIB. Saat itu, bulan akan terlihat merah darah atau blood moon.(tempo