Aceh Utara,NEWSOBSERVASI: Para nelayan yang beroperasi di wilayah Aceh dilarang menjemput dan membawa etnis Rohingya yang terjebak di laut ke wilayah Indonesia, kecuali kapal yang ditumpangi para imigran itu tenggelam, demikian juru bicara TNI.
"Jangan sampai ada nelayan kita menjemput mereka (kaum Rohingya) ke luar batas laut kita, kemudian keluar dari kapal dan masuk perahu nelayan, dan masuk wilayah kita. Itu yang kita larang," kata juru bicara TNI Fuad Basya kepada wartawan, Senin (18/05) siang.
Sebelumnya, sejumlah nelayan asal Aceh yang mengatakan bahwa mereka dilarang untuk menjemput dan membawa imigran gelap asal Myanmar dan Bangladesh.
Kepada wartawan, dua nelayan Aceh mengaku, mereka dilarang menyelamatkan para pengungsi Rohingya dari laut, "bahkan jika kapal mereka tenggelam sekalipun."
Fuad Basya membantahnya. Dikatakannya TNI tidak melarang upaya penyelamatan ke darat apabila "kapalnya tenggelam atau mereka terapung-apung di laut dan tidak ada kapalnya."
Fuad Basya mengatakan, orang asing yang masuk wilayah daratan Indonesia harus menggunakan dokumen resmi.
"TNI mempunyai kewajiban menjaga kedaulatan wilayah Indonesia, termasuk di laut," katanya.
TNI sejauh ini memperketat patroli di kawasan laut di Sumatera untuk mencegah kedatangan imigran gelap.
Terpanggil untuk membantu
Sebelumnya, sejumlah nelayan Aceh mengatakan, mereka merasa terpanggil untuk membantu para pengungsi yang sebagian adalah etnis Rohingya dari Myanmar.
“Kami mendengarkan teriakan Allahu Akbar dan sebagian laki-laki terjun ke laut, untuk mencapai kapal kami,” jelas Ar Rahman, salah seorang nelayan, kepada wartawan.
Ar Rahman mengatakan, ratusan pengungsi Rohingya itu berada di kapal yang oleng ketika dia dan nelayan lainnya mencapai lokasi setelah menerima informasi dari radio komunikasi antar pelaut.
Pekan lalu, sekitar 700 orang pengungsi asal Myanmar dan Bangladesh ditolong oleh nelayan di Aceh Utara, dan membawanya ke daratan.
salah seseorang sesepuh nelayan Aceh -yang dijuluki Panglima Laut- Yahya Hanafiah mengatakan, dirinya telah meminta para nelayan Aceh untuk menyelamatkan para pengungsi yang terdampar di laut.
“Kami meminta nelayan di Aceh untuk menyelamatkan mereka demi kamanusiaan, karena 'kan kita hidup berputar, nanti siapa tahu kita yang membutuhkan,” jelas Yahya.
Ratusan pengungsi yang ditempatkan di gudang Pelabuhan Kuala Langsa Aceh ini berasal dari kapal yang terombang ambing di laut, setelah ditolak masuk ke Indonesia dan Malaysia oleh Angkatan Laut kedua negara. (bbc)