Advertistment

 


 Pada 17 Juli 2005, setelah perundingan selama 25 hari, tim perunding Indonesia berhasil mencapai kesepakatan damai dengan GAM di Vantaa, Helsinki, Finlandia. Penandatanganan nota kesepakatan damai dilangsungkan pada 15 Agustus 2005. Proses perdamaian selanjutnya dipantau oleh sebuah tim yang bernama Aceh Monitoring Mission (AMM) yang beranggotakan lima negara ASEAN dan beberapa negara yang tergabung dalam Uni Eropa. Di antara poin pentingnya adalah bahwa pemerintah Indonesia akan turut memfasilitasi pembentukan partai politik lokal di Aceh dan pemberian amnesti bagi anggota GAM.
Bendera dan Lambang Aceh
Terkait dengan Bendera dan Lambang Aceh hari ini hasil penetapan Qanun No.3 Tahun 2013, merupakan sebuah hasil produk hukum yang punya rentetan dengan perjuangan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang kemudian terjadi perdamaian dengan Indonesia 15 Agustus 2005 dengan dokumennya MoU Helsinki, kemudian lahir UU No.11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA). Dari UUPA tersebutlah turun qanun-qanun yang diperlukan Aceh selaras dengan latar belakang wujudnya UUPA tersebut.

Diakui atau tidak, hasil Pemilu 2009 dan Pemilukada Aceh 2011 dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya telah melahirkan 69 anggota DPRA plus seorang gubernur dan seorang wakil gubernur Aceh. Secara hukum Indonesia mereka telah mendapatkan wewenang untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab legislatif dan eksekutif untuk masa lima tahun terhitung dari masa pengesahannya. Mereka menjadi representasinya lima juta rakyat Aceh hari ini untuk mengurus wilayah yang sering dirundung malang ini. Oleh karena itu, di satu sisi tidak ada yang berlebihan apabila DPRA menetapkan Qanun No.3 Tahun 2013 sebagai Qanun Bendera dan Lambang Aceh dengan fisik benderanya mirip bendera GAM dan lambangnya mirip lambang GAM.

Kalau kita menggunakan logika, ketika GAM sudah berdamai dengan RI dan mengakui negara Indonesia berarti GAM sudah tidak ada lagi, yang berarti semua atribut GAM pun ikut ranab bersamanya. Kalau atribut GAM sudah ranab, maka yang disahkan DPRA tersebut adalah bendera dan lambang Aceh, bukan lagi bendera dan lambang GAM. Lagi pula para petinggi RI sangat amat sering mengungkapkan: Sekarang ini Aceh boleh meminta apa saja dari Indonesia akan diberikan, kecuali satu, yaitu; Merdeka. 

Sekarang Aceh telah memenuhi dan menyambuti ajakan para petinggi Indonesia tersebut, maka apa lagi yang harus Indonesia ribut dan takutkan dari Aceh? Bukankah Indonesia sudah berpengalaman ketika siaga berunding dengan GAM dulu juga banyak suara yang menyalahkan Indonesia. Toh, sekarang kan Indonesia juga yang beruntung setelah berdamai dengan GAM? Bersikap arif dan bijaklah wahai penguasa Indonesia dan jangan bersikap hipokrit.
Meski perdamaian tersebut masih belum dapat di selasaikan dan sampai sekarang masih menyisakan persoalan yang belum menemukan jalan keluar. Misal saja berkait dengan Tapol/Napol Aceh yang masih berada di penjara Cipinang, Jakarta seperti Ismuhadi, dkk. Selain juga persoalan kesejahteraan mantan prajurit kombatan GAM yang cenderung hanya dinikmati oleh segelintir elit.
Perbedaan mendasar

Terdapat perbedaan mendasar antara sebuah perjuangan ideologi dengan perjuangan materi, perjuangan ideologi biasanya bertahan lama sehingga ia mendapatkan hasil kemenangan atau kehancuran. Sementara perjuangan materi sering berakhir ketika sudah mendapatkan keuntungan sesaat atau sudah capek tidak bergairah lagi berjuang. Lalu kalau kita pasang miniatur tersebut kepada pejuang bulan bintang dengan pejuang merah putih, yang mana masuk perjuangan ideologi dan yang mana pula perjuangan materi?
oleh karena itu, pemerintah RI akan segera menyatakan tentang kedaulatan Aceh yang saat ini untuk yang akan datang, di karenakan takutnya akan terjadi konflik lagi untuk yang kedua kali. Pantaskah masyarakat Aceh menderita untuk yang kedua kalinya?
“wahai orang yang memiliki kekuasaan adakah kepedulian kalian terhadap masyarakat Aceh”. Diatas menjelaskan tentang keluhan masyarakat terkait konflik yang terjadi di Aceh pada beberapa tahun silam. Masyarakat Aceh sangat trauma sampai saat ini pada kejadian masa itu.  Koen prang yang kamoe lake, tapi perdamaian yang kamoe perle.  
Penulis Mahasiswa Malikussaleh Teknik Arsitektur Angkatan 2012.

penulis : Fakhrurrazi
email     : fakhrurrazi36@gmail.com

JejakPost.com
 
Top