Gubernur Aceh Zaini Abdullah menegaskan, dana bencana gempa di Aceh
Tengah dan Bener harus digunakan setransparan mungkin, sehingga tidak
menjadi temuan dikemudian hari. Untuk memantau langsung bantuan itu,
Gubernur rencananya mulai tanggal 14 Juli akan berkantor di Aceh Tengah.
Ini dilakukan untuk bisa mengkoordinasikan dengan Pemkab Aceh Tengah dan
Bener Meriah terkait penanganan pengungsi maupun rencana relokasi
tempat tinggal penduduk.
"Saya ingin tegaskan bahwa bantuan ini tidak boleh ada yang menyimpang,"
ujar Gubernur usai rapat dengan sejumlah SKPA dan Bappeda dan BPBA di
Banda Aceh, Kamis (11/7).Tentang akan berakhirnya masa tanggap darurat
(3 - 16 Juli) apakah akan diperpanjang atau tidak, kata Gubernur masih
akan dilihat perkembangannya setelah ia nanti berkantor di Aceh Tengah.
"Belum kita putuskan dulu, nanti akan kita lihat lagi, kalau masih belum
pulih akan kita perpanjang, kalau ngak ya kita stop dan masuk masa
rehab rekons," ujarnya.Gubernur juga telah menetapkan penanggungjawab
bantuan itu yakni kepala Badan Penanggulangan Bencana Aceh dan Kepala
Inspektorat serta Bappeda memantau langsung dan sekaligus mendata
berbagai keperluan dan kebutuhan korban gempa 6,2 skala richter yang
terjadi minggu pekan lalu.
Sedangkan dana yang dibutuhkan pada masa tanggap darurat sebesar Rp 64,9
Miliar berasal dari APBA 2013, dan telah dibagikan kepada enam SKPA,
diantaranya, Dinas Sosial, Kesehatan, Pendidikan, Bina Marga, Cipta
Karya, dan BPBA selaku koordinator."Saya harapkan dana ini dapat
dipertanggungjawabkan sehingga tidak ada yang nantinya bermasalah
dikemudian hari," pinta Doto Zaini.
Menyinggung soal kerugian total akibat gempa, Doto Zaini belum bisa
memastikan berapa jumlahnya. Saat ini sedang dalam perhitungan tim dari
Provinsi maupun dua kabupaten itu.Sementara, Kepala BPBA Jarwansyah
mengatakan, jumlah pengungsi di dua kabupaten itu sebanyak 103.341 jiwa
dengan rincian 48.563 jiwa di Aceh Tengah dan 54.778 jiwa di Bener
Meriah. Sedangkan meninggal 33 orang dan 6 orang lagi belum ditemukan.
Jarwan menambahkan, data ini sudah final dan dalam waktu dekat akan
disampaikan kepada Pemerintah Aceh maupun pusat untuk selanjutnya
menjadi acuan dalam masa rehab rekons.
Sekolah diliburkan
Sementara, Kadis Pendidikan Aceh, Anas M Adam mengatakan, anak - anak
sekolah di dua kabupaten itu saat ini diliburkan dan akan belajar
setelah lebaran. Yang menjadi kendala saat ini, kata Anas, masalah
tempat belajar, karena data yang diterima jumlah sekolah yang rusak
3.072 unit dengan 1.380 ruang kelas dan 539 ruang lab dan praktek.
"Kita ada mendapat bantuan tenda dari Unicef 30 unit untuk ruangan
belajar darurat, sedangkan yang lain belum ada," ujarnya. (*/jpnn)